Lembaran
pengesahan
ASAM KARBOKSILAT
Oleh :
KELOMPOK X
Darussalam,
Desember2011
Asisten,
( )
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul Asam Karboksilat yang
bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat asam dikarboksilat. Prinsip percobaan
yang digunakan yaitu mengamati perubahan
warna pada saat direaksikan. Pada identifikasi warna dilakukan dengan warna
pembanding yaitu campuran air dengan FeCl3 yang menghasilkan warna
seperti minyak. Asam sitrat + FeCl3 menghasilkan warna kuning
pekat sedangkan asam tartarat + FeCl3 menghasilkan warna kuning
pudar. Pada uji asam tartarat, dilakukan dengan cara mencampurkan asam tartarat
dengan resorsinol dan asam sulfat. Hasilya didapat terbentuknya cincin berwarna
coklat yang membuktikan adanya asam dikarboksilat. Pada uji sebagai reduktor
dilakukan dengan cara mencampurkan asam tartarat dengan KMnO4 yang
mana hasilnya warnanya tetap bening dan lebih cepat mereduksi. Pada uji asam
sitrat, dilakukan dengan cara mencampurkan asam sitrat dengan NH4OH
dan CaCl2 yang hasilnya didapat terjadinya gelembung gas NH3.
Pada uji sifat pereduksi asam oksalat dilakukan dengan cara mencampurkan C2H2O4
dengan H2SO4 menghasilkan warna tetap yaitu bening
setelah penambahan KMnO4. Pada uji dekomposisi asam oksalat
dilakukan dengan cara mencampurkan asam oksalat dengan asam sulfat. Hasilnya
ditandai dengan mengeruhnya air kapur dan adanya sedikit endapan. Dan percobaan
uji asam oksalat yang dilakukan dengan mereaksikan C2H2O4
dan larutan resorsional yang berwarna coklat muda, menghasilkan cincin
berwarna kecoklatan. Kesimpulannya, asam karboksilat merupakan asam lemah yang
terionisasi sebagian dan bisa bereaksi dengan basa dan alkohol. Asam
karboksilat mempunyai 1 gugus –COOH, sedangkan asam dikarboksilat mempunyai 2
gugus –COOH.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Asam karboksilat merupakan senyawa organik yang
mempunyai gugus -COOH
atau –CO2H. Gugus karboksil merupakan gugus yang mengandung sebuah
gugus karbonil dan gugus hidroksil. Interaksi antara ke dua gugus ini
mengakibatkan kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat.
Asam karboksilat merupakan senyawa yang paling penting.
Pengaruh panas pada macam-macam asam karboksilat berpengaruh pada jarak gugus
karboksilatnya. Pada asam oksalat, akan terurai menjadi CO2 pada
asam format akan terurai menjadi CO dan H2O.
Senyawa asam karboksilat yang mempunyai dua gugus –COOH
disebut asam dikarboksilat. Contoh dari asam dikarboksilat adalah asam oksalat,
asam tartanat, asam sitrat, dan lain-lain.
Untuk memperoleh nama IUPAC asam karboksilat, kita
dahului dengan kata asam, dan diganti huruf akhirnya dari alkananya dengan
–oat. Beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat berwujud cairan tak
berwarna dengan bau tajam atau tidak enak. Asam karboksilat tergolong polar dan
memiliki titik didih tinggi untuk bobot molekulnya.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat
asam
dikarbonat.
BAB
II
DASAR
TEORI
Suatu asam karboksilat merupakan suatu
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (-CO2H). Gugus
karboksil adalah gugus yang mengandung sebuah gugus karbonil dan gugus
hidroksil. Ineraksi antara ke dua gugus ini mengakibatkan kereaktifan kimia
yang unik untuk asam karboksilat. Aspirin adalah sebuah asam karboksilat karena
gugus karboksilnya bersifat polar dan tidak terintangi sehingga reaksinya tidak
terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul. Asam – asam yang berbobot molekulnya
rendah larut dalam air maupun dalam pelarut organik (Fessenden, 1982).
Asam karboksilat merupakan senyawa
yang paling penting, pengaruh panas pada macam-macam asam karboksilat
berpengaruh pada jarak gugus karboksilatnya. Asam oksalat mengurai menjadi CO2
dan asam format yang mengurai menjadi CO dan H2O. Asam (acid) dapat dihasilkan dari oksidasi aldehid atau dalam
anggur menjadi asam asetat. Larutan asam asetat yang terbentuk melalui cara ini
adalah cuka. Akhiran nama untuk organik adalah –oat ditambah dengan kata asam
didepannya (Hart, 2003).
Asam asetat dibuat dengan oksidasi
udara asetaldehid dengan udara asetaldehid dengan kobal asetat atau mangan (II)
asetat seagai katalis asam lemak dihasilkan dengan hidrolisis lemak, gugus
fungsional karboksil –COOH terdiri dari satu gugus karbonil –CO- dan satu gugus
hidroksil (-OH). Kebanyakan dari reaksi asam karboksilat hanya melibatkan gugus
–OH. Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester dan disebut
dengan nama esterifikasi di mana asam karboksilat dikatakan dieksterkan. Metoda
pembuatan ester karboksilat dari asam karboksilat dan senyawa yang mengandung
gugus hidroksil dengan menggunakan katalis padat (Staley, 1992).
BAB
III
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pembakar
gas, tutup gabus, penangas es, pipa bengkok, standar dan klem.
Bahan yang digunakan adalah larutan asam oksalat,
larutan asam tartarat, larutan FeCL3, resorsinol, H2SO4
(p), larutan KMnO4 (e), garam rochella,
larutan AgNO3, NH4(OH)(e), CuSO4(j),
NaOH 8N, CaCl2(p), air kapur larutan.
3.2
Konstanta Fisik
Bahan
|
BM
(gram/mol)
|
Td
(0C)
|
Tl
(0C)
|
Tinjauan Keamanan
|
|
CuSO4
|
159,61
|
36,3
|
805
|
Iritasi
mata
|
|
H2SO4
|
98
|
33
|
10,4
|
Korosif
|
|
NaOH
|
40
|
139
|
3184
|
Gtal-gatal
pada kulit
|
|
AgNO3
|
170
|
44
|
242
|
Beracun
|
|
FeCl3
|
161
|
282
|
315
|
Beracun
|
3.3
Skema Kerja
a. Identifikasi Warna
Disediakan tabung reaksi 3 buah, masing-masing tabung
reaksi diisi dengan larutan asam
siltrat. Asam tartarat dan air. Kemudian ke dalam masing-masing tabung
dimasukkan 3 tetes larutan FeCl3. Dibandingkan warna larutan ke tiga
tabung tersebut pada dasar yang putih.
b. Uji Asam Tartarat
Satu ml asam tartanat ditambahkan resorsionol 10 kali
asam tartanat, dikocok. Didinginkan pada penangas es, ditambahkan asam sulfat
pekat melalui dinding tabung tetes demi tetes. Dijaga jangan sampai larutan
bercampur. Dibiarkan tabung beberapa menit, bila tidak terbentuk cincin,
dikocok pelan-pelan, bila masih tidak timbul warna, dipanaskan tabung
perlahan-lahan. Jangan sampai mendidih. Diamati warna yang terjadi.
c. Uji sebagai reduktor
a)
Sebanyak 2 ml larutan asam
tartarat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes
larutan KMnO4, diamati perubahan yang terjadi, diulangi percobaan
dengan asam siltrat.
b)
Sebanyak 2 ml larutan garam
rochella dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 4 ml larutan AgNO3
dan NH4OH(e) secukupnya. Selanjutnya dipanaskan tabung
reaksi di dalam penangas air yang mendidiih, diamati perubahan yang terjadi.
c)
Sebanyak 2 ml larutan asam
siltrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dinetralkan larutan tersebut dengan
NaOH encer, kemudian ditambahkan beberapa tetes AgNO3. dilarutkan
dengan NH4OH(l) secukupnya endapan yang mendidih.
Kemudian didihkan larutan dalam tabung reaksi. Dicatat setiap perubahan yang
terjadi
d. Uji asam siltrat
Dinetralkan asam siltrat dengan NH4OH(l),
kemudian ditambahkan CaCl2(p) dan diamati perubahan yang
terjadi, kemudian dipanaskan larutan tersebut dan dicatat pengamatannya.
e. Sifat pereduksi asam oksalat
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan asam
oksalat, kemudian ditambahkan 3 ml H2SO4(l) dan 1 tetes
KMnO4. Dicatat perubahan yang terjadi. Kemudian dibasahi kertas
saring dengan KMnO4, kemudian dicuci dengan larutan asam oksalat.
Dicatat hasilnya.
f.
Dekomposisi asam oksalat
3 ml larutan asam oksalat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml H2SO4(l). Ditutup
tabung dengan gabus dan dihubungkan dengan tabung reaksi yang berisi larutan Ca(OH)2,
kemudian dipanaskan perlahan-perlahan dan dicatat perubahan yang terjadi pada
air kapur.
g. Uji asam oksalat
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml asam oksalat,
Kemudian ditambahkan larutan resoranol 10 ml dan dikocok larutan tersebut,
kemudian didinginkan dalam penangas es. Ditambahkan H2SO4(p)
tetes demi tetes, kemudian diletakkan tabung reaksi pada rak dan dicatat
pengamatannya. Bila tidak terbentuk cincin, maka dikocok pelan-pelan dan
diamati.
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan yang diperoleh berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
No
|
Reasi
|
Pengamatan
|
1
2
3
4
5
|
Identifikasi warna
Asam sitrat
+ FeCl3
Asam tartarat
+ FeCl3
Air + FeCl3
Uji Asam Tartarat
Asam tartarat
+ resorsinol
Setelah didinginkan:
Asam tartarat + resorsinol + H2SO4
Uji sebagai reduktor
Asam tartarat
+ KMnO4
Asam sitrat
+ KMnO4
Asam sitrat + NaOH + AgNO3
Setelah endapannya disaring:
Endapan + NH4OH
Uji asam sitrat
Asam sitrat + NH4OH +
CaCl2
Sifat pereduksi asam oksalat
|
Warnanya menjadi kuning pekat
Warnanya menjadi
kuning pudar
Seperti warna
minyak
Warna larutannya
menjadi coklat muda.
Terbentuk cincin
berwarna coklat
Warnanya bening
dan lebih cepat mereduksi.
Warnanya keruh
dan lama mereduksi.
Warnanya menjadi
pekat coklat, dibawahnya terdapat endapan.
Terbentuk 2
fasa, diatas bening, di bawah coklat dan lama kelamaan menjadi hilang.
Terjadi
gelembung gas NH3.
|
|
C2H2O4
+ H2SO4 + KMnO4
|
- warnanya bening
|
|
|
|
|
kertas saring dibasahi dengan KMnO4
dan reaksi dengan C2H2O4
|
- warna
kertas saring seperi semula, tidak berubah
|
|
|
|
6
|
Dekomposisi asam oksalat
|
|
|
C2H2O4 + H2SO4
pekat
|
Setelah dicampur, tabung ditutup
dengan gabus kemudian dihubungkan ke dua tabung tersebut dengan tabung lain
yang berisi larutan Ca(OH)2 melalui pipa bengkok, pipa bengkok
harus tercelup ke dalam larutan tersebut, setelah dipanaskan air kapur menjadi keruh.
|
|
|
|
7
|
Uji asam oksalat
|
|
|
C2H2O4 + larutan
resorsinol
C2H2O4 + larutan
resorsinol + H2SO4
|
Ketika didinginkan dalam penangas
es, warnanya menjadi kuning keemasan.
Terbentuk cicin berwarna coklat.
|
4.2 Pembahasan
Asam karboksilat merupakan asam organik yang mengandung
gugus karbonil, dalam suasana asam gugus –OH digantikan oleh gugus lain, gugus
karbonil merupakan pendekatan dari bagian-bagiannya. Rumus umum untuk asam
karboksilat dituliskan dalam bentuk panjang atau singkat RCOOH atau RCO2H.
Setelah melakukan percobaan tentang asam karboksilat
ini, untuk menguji sifat-sifat dari asam dikarboksilat pada percobaan
identifikasi warna, asam sitrat di tambahkan dengan larutan FeCl, warna
larutannya yang terbentuk kuning pekat, sedangkan asam tartarat ditambahkan
dengan FeCl3, warna yang terbentuk menjadi kuning pudar. Untuk
membandingkannya digunakan air yang dicampurkan dengan larutan FeCl3 yang
warnanya seperti warna minyak.
Pada pengujian asam tartarat, asam tartarat ditambahkan
dengan 10 kali larutan resorsinol. Hasilnya terbentuk cincin coklat ketika
ditambahkan dengan larutan asam sulfat. Hal ini membuktikan adanya asam
tartarat pada larutan tersebut.
Pada pengujian sebagai reduktor, digunakan larutan asam
tartarat, asam sitrat, dan KMnO4. Ketika asam tartarat ditambahkan
dengan KMnO4, warnanya menjadi bening, sedangkan ketika asam sitrat
ditambahkan dengan KMnO4, warnanya menjadi keruh. Hal ini
membuktikan bahwa asam tartarat ketika ditambahkan dengan KMnO4, lebih
cepat mereduksi, sedangkan asam sitrat yang ditambahkan dengan KMnO4
lebih lama mereduksi. Pada percobaan asam sitrat ditambahkan dengan NaOH dan
AgNO3, warnanya menjadi coklat serta terdapat endapan. Setelah
endapannya disaring lalu ditambahkan NH4OH dan dipanaskan, maka
terbentuklah 2 fasa, fasa yang di atas bening, sedangkan fasa yang di bawah
endapannya coklat. Lama-kelamaan warna coklatnya menjadi hilang(peraknya
menghilang).
Pada pengujian
asam sitrat, asam sitrat ditambahkan dengan NH4OH dan CaCl2
terjadi gelembung-gelembung gas NH3.
Pada uji sifat pereduksi asam oksalat, asam oksalat
bersifat sebagai reduktor, yang diamati berdasarkan reaksinya di atas yang
menghasilkan warna tetap, yaitu warna bening, hal tersebtut karena asam oksalat
mampu mereduksi KMnO4 yang bersifat sebagai oksidator. Sifat
pereduksi asam oksalat juga dapat diamati pada percobaan kertas saring yang
dibasahi dengan KMnO4, kemudian dicuci dengan asam oksalat yang
membuat warna dari kertas saring tersebut seperti semula / warnanya seperti
sebelum dicuci dengan KMnO4. Hal tersebut terlihat jelas sifat dari
asam oksalat, yaitu sebagai pereduksi dengan perubahan warnanya. Jadi sifat
pereduksi dari asam oksalat ini menunjukkan kereatifan kimianya yang unik
antara ke dua gugusnya.
Pada percobaan dekomposisi asam oksalat, ketika asam
oksalat ditambahkan dengan H2SO4 warna larutannya menjadi
bening. Ketika tabungnya ditutup dengan gabus dan dihubungkan dengan tabung
reaksi yang lain yang berisi larutanCa(OH)2, ujung dari pipa bengkok
tersebut harus tercelup ke dalam air kapur lalu dipanaskan, yang diamati yaitu
terjadinya kekeruhan pada larutan Ca(OH)2 yang menunjukkan bahwa asam oksalat dapat
memutuskan ikatan pada larutan Ca(OH)2 , sehingga kekeruhan tersebut
adalah ion dari Ca2+. Prosesnya terbentuknya adalah gas dari asam
oksalat mengalir melalui pipa, gas yang menguap adalah gas H2 yang
mengikat OH yang terdapat dalam larutan tersebut, sehingga terjadilah
kekeruhan, kekeruhan ini karena sifat dari Ca adalah logam, sehingga dapat diamati
dengan jelas timbulnya kekeruhan.
Pada uji asam oksalat, ketika asam oksalat ditambahkan
dengan larutan resorsinol kemudian didinginkan penangas es, maka warna
larutannya menjadi kuning keemasan. Ketika ditambahkan dengan asam sulfat maka
terbentuk cincin yang berwarna coklat. Hal ini membuktikan bahwa positif adanya
asam oksalat dalam larutan tersebut.
Dari pengujian yang telah dilakukan, dapatlah
membuktikan sifat-sifat asam dikarboksilat. sifat-sifat dari asam karboksilat,
yaitu:
- Merupakan asam lemah yang akan terionisasi sebagian,
- Bisa bereaksi dengan basa membentuk garam,
- Asam karboksilat jika bereaksi dengan alkohol akan membentuk ester,
- Titik didihnya lebih tinggi dibandingkan titik didih dari alkohol yang memiliki jumlah atom karbon yang sama,
- Mempunyai ikatan hidrogen yang kuat, dan
- Pada umumnya merupakan asam lemah, semakin panjang rantai karbonnya maka semakin lemah asamnya.
Asam dikarboksilat mempunyai 2 gugus –COOH. contoh dari
asam dikarboksilat yaitu asam oksalat, asam tartarat, asam sitrat, dan
lain-lain. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
tumbuhan seperti pada daun dan buah, contohnya Genus citrus (jeruk-jerukan).
Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara, dalam siklus asam
sitrat terjadi di mitokondria yang penting dalam metabolisme tubuh makhluk
hidup.
Asam tartarat merupakan senyawa organik turunan asam
askorbat. Asam tartarat memiliki 4 gugus hidroksil, asam oksalat adalah senyawa
kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadinoat. Asam oksalay merupakan asam organik yang relatif
kuat dibandingkan dengan asam asetat.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
a.
Asam oksalat (asam
bikarboksilat) adalah pereduksi yang kuat, yang dibuktikan dengan menghilangnya
warna KMnO4.
b.
Gas H2 yang
dihasilkan dari pemanasan asam oksalat dapat mengikat dengan OH menjadi H2O,
sehingga larutan menjadi keruh, membentuk dekomposisi.
c.
Uji asam oksalat diamati dengan
perubahan warna yang semakin pekat dengan larutan resorsional.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, 1982, Kimia Organik Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Hart, Harold, 2003, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Staley, Dens, 1992, Pengantar
Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.
LAMPIRAN
Garam rochella
merupakan kalium natrium tartarat (KNaC4H4O6H2O)
yang larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Garam rochella digunakan
dalam fehling.
v
Asam Sitrat
Rumus kimia asam sitrat
|
v Asam Tartarat
Rumus molekul
asam tartarat
C4H6O6
HO2CCH
(OH) (OH) CO2H
v Asam Oksalat
Rumus kimia asam oksalat
C2H2O4
C
C
v
Resorsinol
Rumus kimia resorsinol
C6H6 (OH)2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar