Rabu, 09 Oktober 2013

KATION ( PEMISAHAN GOLONGAN I - III)



Lembaran pengesahan

KATION ( PEMISAHAN GOLONGAN I - III)
Disusun oleh :
Kelompok VI






Asisten                                            Darussalam, 13 januari 2012
Praktikan


( xxxxxxx)                                                 (kelompok VI)







ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Kation (Pemisahan Golongan I-III)” dengan tujuan adalah untuk menetukan sifat-sifat kation golongan I-III. Prinsip percobaan golongan I yaitu Ag2+, Hg2+, Pb2+ yang membentuk krolida tidak larut. Kation golongan 2 : diendapkan sebagai sulfide dari larutan asamnya. Kation golongan 3 diendapkan membentuk sulfide tidak larut dalam larutan batas. Hasil dari reaksi yang diperoleh adalah dengan terbentuknya endapan berwarna atau terjadinya kekeruhan dan atau berubahnya warna larutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap golongan tersebut memiliki sifat masing-masing, sehingga dapat dibedakan sifat antara setiap golongan kation tersebut.
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
            Pengendapan adalah pendekatan yang dilakukan untuk memisahkan kation kedalam golongannya. Kation golongan IV diendapkan sebagai karbonat, kation golongan V tetap tinggal dalam larutan, selama pemisahan.  
Secara umum ion-ion tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kation yaitu ion positif dan anion yaitu ion negatif. Kation berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
-         Golongan I, terdiri dari Ag+, Hg2+, Pb2+
-         Golongan II, terdiri dari Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As2+
-         Golongan III, terdiri dari Al3+, Cr3+, Fe3+, Ni2+, G2+, Mn2+, Zn2+
-         Golongan IV, terdiri dari Ba2+, Ca2+, Sr2+
-         Golongan V, terdiri dari Na+, K+, NH3+, Mg+.
           pengeluaran ion-ion penganggu dengan muatan berlawanan dalam larutan juga dapat dilakukan dengan penukar ion . tehnik penukar ion bermanfaat untuk penukar anin terutama digunakan dalam analisis kuantitatif senyawa organic.

1.2        Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan adalah untuk menentukan sifat-sifat kation golongan I-III.

Bab ii
Dasar teori

Pendekatan yang digunakan untuk memisahkan kation kedalam golongannya adalah melalui pengendapan, misalnya hanya anggota golongan I yaitu Ag+, Hg2+, dan Pb2+ yang membentuk klorida tak larut. Semua klorida logam lainnya dapat larut. Kation golongan 2 diendapkan sebagai sulfidadari larutan asamnya. Kation golongan 3 membentuk sulfide tak larut dalam larutan basa. Kation golongan 4 diendapkan sebagai karbonat , kation golongan 5 tetap tinggal dalam larutan, selama pemisahan 4 golongan lainnya ( pettrucci, 1985 ).
Pirit besi dilarutkan dalam suatu campuran dari nitrat pekat dan asam klorida pekat. Setelah diencerkan, larutan dialirkan melalui suatu penukar anion ( jenis asam sulfanot ) dalam bentuk hidrogen efluen dan mengandung hidrogen satu-satunya kation ( Vogel, 1994 ).
Metode penukar ion mempunyai berbagai pemakaian pertama kali metode tersebut digunakan untuk deonnisasi atau melunakkan. Metode penukar ion dapat digunakan untuk penentuan konsentrasi garam secara total. Pengeluaran ion-in penggganggudengan muatan berlawanan dalam juga dapat dilakukan dengan penukar ion. Tehnik penukaran ini juga bermanfaat untuk penukaran anion ( Khopkar, 2002 ).



BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1        Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan rak, pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan yang mengandungHCl, Pb2+, kalium kromat, HNO3, NaOH, Hg2+, ammonia, natrium hidroksida, Ag2+, MnCl2, KI, CO2+, FeCl2, KOH, , Fe(SO4)3, AgNO3, NH4OH.

3.2        Skema Kerja
A.     Kation Golongan I
1.      Uji spesifik Pb2+
a.       Dengan asam klorida encer
Larutan yang mengandung Pb2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan HCl encer , diamati yang terjadi. Kemudian dimasukkan air panas dan diamati yang terjadi.
b.      Dengan kalium kromat
Larutan yang mengandung Pb2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan  K2CrO4. Dicatat hasilnya, endapan dibagi 2;
- Di tabung I ditabahkan HNO3 dan diamati
- Di tabung II ditambahkan NaOH dan diamati.


2.      Uji spesifik Hg2+
a.       Dengan asam klorida encer
Larutan yang mengandung Hg22+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan HCl encer , diamati yang terjadi. Kemudian dimasukkan ammonia  dan diamati yang terjadi.
b.      Dengan ammonia
Larutan yang mengandung Hg2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan ammonia, diamati yang terjadi.
c.       Dengan natrium hidroksida
Larutan yang mengandung Hg2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan NaOH, diamati yang terjadi (dibandingkan dengan merkuri).
3.      Uji spesiifik Ag+
a.       Dengan asam klorida encer
Larutan yang mengandung Ag+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan HCl encer , diamati yang terjadi. Kemudian dimasukkan ammonia  dan diamati yang terjadi. Ditambahkan HNO3 dan dicatat hasilnya.
b.      Dengan kalium iodida
Larutan yang mengandung Ag+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan  KI. Diamati apa yang terjadi, endapan dibagi 2;
- Di tabung I ditabahkan ammonia dan diamati
- Di tabung II ditambahkan natrium tiosulfat dan diamati.
B.     Kation Golongan II
1.      Uji spesifik Hg22+
a.       Dengan ammonia
Larutan yang mengandung Hg22+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan ammonia dan diamati apa yang terjadi.
b.      Dengan natrium hidroksida
Larutan yang mengandung Hg22+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan  NaOH dan diamati apa yang terjadi (reaksi ini untuk membedakan dengan merkuri).
2.      Uji spesifik Cu2+
a.       Dengan kalium iodida
Larutan yang mengandung Cu2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan KI, diamati apa yang terjadi. Kemudian ditambahkan natium tiosulfat berlebih dan diamati.
b.      Dengan kalium heksasianoferat (II)
Larutan yang mengandung Cu2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan kalium heksasianoferat (II), diamati apa yang terjadi. Kemudian ditambahkan natium hidoksida dan diamati.
C.     Kation golongan III
1.      Uji spesifik Fe2+
Larutan FeCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditetesi dengan  sedikit demi sedikit sampai berlebih sampai terbentuk larutan biru tua. Kemudian ditambahkan KOH, maka akan terbentuk endapan coklat. Positif adanya Fe2+.
2.      Uji spesifik Fe3+
Larutan Fe2(SO4)3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditetesi dengan  sedikit demi sedikit sampai berlebih sampai terbentuk endapan putih dan akan berwarna biru bila teroksidasi. Positif adanya Fe3+.
3.      Uji spesifik Mn2+
Larutan AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditetesi dengan NH4OH sedikit demi sedikit sampai berlebih. Ditambahkan MnCl2 maka akant terbentuk endapan coklat dan MnO2 dan abu-abu dari Ag. Positif adanya Mn2+.
4.      Uji spesifik Co2+
Larutan CoCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes ammonium thyocyanat. Akan terbentuk warna biru dari larutan dan kertika diencerkan terbentuk warna merah jambu. Positif adanya Co2+.

3.3        Konstanta Fisik

H2O
Bm       = 18 gr / mol
Td        = 100 0C
Tl         = 0 0C
                    = 1 gr/cm3
KOH
Bm       = 56,1 gr / mol
Td        = 360,4 0C
Tl         = 209,3 0C
                    = 435 gr/cm3
HCl
Bm       = 36,45 gr / mol
Td        = 83,7 0C
Tl         = -114,80C
                    = 1,268 gr/cm3
HNO3
Bm       = 63 gr / mol
Td        = -998 0C
Tl         = -1123 0C
                    = 4,33 gr/cm3
AgNO3
Bm       = 169,89 gr / mol
Td        = 494 0C
Tl         = 216 0C
                    = 4,35 gr/cm3
K2CrO7
Bm       = 194,20 gr / mol
Td        = 500 0K
Tl         = 398 0K
                    = 2,676 gr/cm3
KI
Bm       = 165,02 gr / mol
Td        = 681 0C
Tl         = 327 0C
        = 1,05 gr/dm3

NaOH
Bm       = 40,01 gr / mol
Td        = 139 0C
Tl         = 318 0C
                    = 22,139 gr/cm3










BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1        Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Reaksi
Pengamatan
A.     Kation golongan I

1.   Uji spesifik Pb2+

a.       Dengan HCl encer
Pb2+ + 2HCl                 PbCl2 +2H2
+ air panas

-         terbentuk endapan putih
-         endapan hilang
b.      Dengan Kalium kromat
Pb2+ + K2CrO4               PbCrO4 +2K+
Dibagi 2 :
Tabung I + HNO3

Tabung II + NaOH

-         larutan putih

-         larutan kuning + sedikit endapan

-         Kuning + endapan banyak
2.   Uji spesifik Hg2+

a.       Dengan HCl encer

Hg2+ + 2HCl                   HgCl2 + 2 H+
+ NH3                 HgCl2 + NH4+
-         bening
-         bening tanpa endapan

b.      Dengan ammonia
Hg2+ + NH3               Hg(NH4)2

-      Keruh tanpa endapan
c.       Dengan natrium hidroksida
Hg2+ + NaOH              Hg(OH)2 + Na+

- Kuning kecoklatan + endapan
3. Uji spesifik Ag2+

a.       Dengan HCl encer
AgNO3 + HCl                 AgCl +HNO3
+ NH3

-         putih susu
-         terbentuk sedikit endapan
b.      Dengan Kalium Iodida
Agno3 + KI                  Agi +KNO3
Dibagi 2 :
-         Tabung I + NH3
-         Tabung II + Na2S2O3

-         Larutan putih susu kehijauan

-         Keruh tanpa endapan

-         Keruh + endapan
B.     Kation golongan II

1.      Uji spesifik Hg2+

a.       Dengan ammonia
Hg2+ +NH3

-         Keruh + endapan putih
b.      Dengan NaOH
Hg2+ +NaOH               Hg(OH)2 +Na+

-         orange + endapan sedikit
2.      Uji spesifik Cu2+

a.       Dengan kalium iodida
Cu2+ +KI               CuI2 + K+
+ Na2S2O3

-         Endapan coklat tua
-         Coklat muda
b.      Dengan kalium heksasianoferat
 Cu2+ +                      


Endapan + NaOH

-         Warna merah bata + endapannya banyak

-          Endapan hilang
C.     Kation golongan III

1.      Uji spesifik Fe2+
FeSO4 +
+ KOH

-         Larutan biru tua
-         Terbentuk endapan coklat
2.      Uji spesifik Fe3+
Fe(SO4)3 +

-         Terbentuk endapan putih dan berwarna biru lama kelamaan
3.      Uji spesifik Mn2+
AgNO3 + NH4OH                Ag(OH) + NH4NO3
+ MnCl2

-         Bening
-         Terbentuk endapan coklat dari MnO2 dan abu-abu dari Ag
4.      Uji spesifik Co2+
CoCl2 +
diencerkan

-         Terbentuk warna ungu
-         Warna merah jambu




4.2        Pembahasan
Kation adalah ion yang memiliki muatan positif, dan lebih cendrung melepaskan electron. Kation dibagi kedalam 5 golongan berdasarkan sifa-sifatnya dan terhadapa beberapa reagensia.pendekatan yang digunakan untuk memisahkan kation kedalam segolongannya adalah juga dengan pengendapan.
Sebagian besar dari kation terdiri dari golongan transisi. Oleh karena itu logam-logam kation lebih banyak memiliki warna yang cerah disebabkan letaknya pada sub kulit d yang kosong akan menyerap ultraviolet sehingga transisinya berwarna.
Pada percobaan golongan I yang diuji adalah Pb2+ , Hg2+, dan Ag2+, hasilnya adalah terbentuknya endapan pada saat direaksikan dengan asam klorda encer yaitu membentuk klorida tak larut, semua klorida logam lainnya dapat larut.
Pada percobaan golongan II yang diuji adalah Ag2+ dan Cu2+. Golongan ini tidak membentuk endapan dengan HCl encer tetapi dengan NaOH dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini akan membentuk endapan dengan ammonia, NaOH, KI, dan K3Fe(CN)6.
Pada percobaan golongan III yang diuji adalah Fe2+, Mn2+, CO2+. Kation golongan III ini membentuk sulfita tak larut dalam lrutan basa. Kation  golongan ini membentuk endapan ketiki direaksikan dengan K3Fe(CN)6, NH4OH, MnCl3, dan NH4CNS.



BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
  1. Sifat dari kation secara umum adalah berwarna cerah, lebih bersifat asam, dan biloks bermuatan positif
  2. Golongan I membentuk klorida tak larut, senyawa klorida logam lainnya   dapat larut.
  3. golongan II diendapkan sebagai sulfida dari larutan asamnya
  4. golongan III membentuk sulfida tak larut dalam larutan basa.
  5. Setiap kation memiliki kelarutan yang berbeda dalam asam dan basa kuat, asam dan basa encer, dan dalam senyawa kompleks lainnya.










Daftar pustaka

Khopkar S.M, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI, Jakarta.
Pettrucci, 1985, Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
Vogel, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku Kedokteran,Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar