Tragedi di pustaka
Buku adalah jendela ilmu..
Pustaka adalah tempat menyimpan buku.
Kalo ada waktu kunjungi, kalo enggak, enggak
usah...
Ilmu pengetahuan diperoleh dari
membaca. Buat lo yang sering membaca, pasti pengetahuan yang lo punya beda sama
orang yang enggak suka membaca. Ya jelaslah, lo pasti akan mengetahui sesuatu
yang mungkin orang lain enggak tau. Karna ilmu pengetahuan itu ibarat cahaya
dalam kegelapan. Pengetahuan itu juga bisa dibilang sebagai penopang hidup.
Karna hidup akan terasa lebih mudah kalo kita memiliki pengetahuan. Gue pribadi
sebenarnya termasuk kedalam kelompok orang-orang yang malas membaca. Gue paling
malas ngunjungi pustaka. Soalnya suasananya tu sepi banget!! Tapi kalau mau
pintar, sering-sering mengunjungi pustaka. Lo akan menemukan segala bentuk
pengetahuan disana. Oke.
> >
> >
Sejak kelas 1 SMA. Gue enggak pernah ngebuat kartu pustaka.
Otomatis gue enggak pernah minjem buku gitu. Soalnya gue paling malas pergi ke
pustaka. enggak boleh ribut lah, enggak boleh makan lah, enggka boleh nafas lah.
#matilah ya… Pokoknya banyak sekali
aturan yang harus diikuti. Tapi semua itu berubah saat gue sudah kelas 3. Bukan
karna gue sudah sadar atau apa. Soalnya sudah banyak guru yang negur gue. Nyuruh
gue untuk sesegera mungkin ngebuat kartu pustaka supaya kelak gue bisa pinjam
buku. Gue sebenarnya tau maksud para guru. Mungkin supaya gue banyak membaca
saja. #gue baca Koran kok…. kan dengan membaca kita bisa mengetahui segala
sesuatu. Masalahnya, hobi gue tu tidur bukan membaca. Bisa enggak ya potensi
gue ini diasah..! bego lu!!
Setelah terlalu sering mendapat
teguran dari guru. Akhirnya gue mutusin untuk ngebuat kartu pustaka dan
kemudian gue minjem buku. (ni karna enggak enak saja sama guru-guru). Kalau
boleh jujur!! Gue paling enggak suka
minjem dan nenteng buku kemana-mana. #enggak banget. Gue bukan tipe cwo yang
sok pamer, apalagi pamerin nenteng buku. Mendingan gue tidur saja dah.. Tapi enggak apa lah, mungkin buat kebaikan
juga. Malamnya gue enggak bisa tidur karna mikirin bagaimana nasip kartu
pustaka perdana gue? Apakah dia cantik seperti bidadari?.. #apa ni selalu enggak
nyambung, maklum gue emang suka ERROR kadang-kadang. Hehe.
Akhirnya hari besar itu pun tiba. Hari itu cuacanya hujan
dan disertai petir besar. Tapi semua itu enggak menghalangi tekad gue untuk ngebuat
kartu pustaka perdana. Saat pertama gue masuk pustaka. Gue ngerasain rasa dingin
luar biasa # ya iyalah dingin, kan hari lagi hujan bego!!. Dan gue pun langsung
menghampiri ibuk pustaka untuk ngejelasin maksud dan tujuan kedatangan gue.
Saat pertama gue bilang, gue mau ngebuat kartu pustaka. Ibuk itu sedikit
tertawa seolah enggak yakin dengan maksud baik gue.
Gue serius bu. Ucap gue
Iya. Jawab ibu tu dengan senyum nakal.
Setelah
itu ibu pustaka langsung mengerjakan kartu pustaka gue. (setelah jeda 5 menit).
Akhirnya kartu pustaka perdana gue selesai. Dan gue senang gitu. J
#lebay lu..
Mau minjem buku apa? Tanya ibu pustaka
Biasanya anak kelas 3 minjem buku apa
bu, jawab gue.
Ya buku-buku kelas 3 lah masa kelas 2.
Jawab ibu pustaka masih dengan senyum nakalnya.
Jadi gue minjem semua buku-buku kelas 3
bu. Jawab gue.
Oke, tapi jangan lupa masa pinjamnya
diaktifin lagi setelah 2 minggu. Kalau enggak di aktifin, maka akan dikenakan
denda. 1 hari seribu perak. Ngerti. Ujar ibuk pustaka dengan tegas.
Ngertilah. Jawab gue lebih tegas.
Setelah
kejadian itu, gue sekarang sudah punya banyak buku. Tapi tetap gue enggak
ngebaca buku itu. #dasar malas!! Gue ngebuat kartu pustaka sebenarnya cuma
untuk menghindari teguran dari para guru saja. #dengar ceramah dari guru tu
enggak enak. Masih seru ceramah Mamah DEDEH!! Jamaah oh jamaah!! Apalahini.. Tapi
ada 1 hal penting yang gue lupain dari pustaka. Yakni, perpanjangan masa aktif
peminjaman. Gue benar-benar enggak ingat dengan yang 1 ini. Setelah
berbulan-bulan, gue enggak pernah kembali ke pustaka. otomatis denda buat gue sudah
sangat-sangat banyak. Bayangin saja, gue minjem buku 5 buah, 1 buku dendanya
seribu perak perhari. dan itu sudah berlangsung selama 2 setengah bulan.
Setelah di ingatin sama temen gue. Akhirnya gue memberanikan diri untuk
manjangin masa pinjam buku dan tentu
saja ngebayar nominal denda yang telah nunggak selama ini. Besoknya gue
langsung datang ke pustaka.
Buk, mau manjangin peminjaman. Ucap
gue.
Aha. Boleh-boleh. Tapi bayar dulu
dendanya. Udah lama ibu nunggu kamu. Jawab ibu pustaka.
Iya Bu.
jawab gue grogi.
Bentar, ibu hitung dulu. Ucap ibu
pustaka.
(setelah jeda 5 menit)
Jumlah denda kamu adalah sebesar 200ribu. Ucap ibu tu.
Kok banyak kali bu, gue ga punya duit
sebanyak itu. Jawab gue lirih.
Kesini biar kita hitung sama-sama.
Jawab ibu pustaka.
Setelah ngehitung sama-sama ternyata
jumlah yang didapatkan adalah sebesar 115ribu.
Lihat tu bu brapa hasilnya. Ucap gue
sambil nolak kepala ibuk pustaka secara reflek.
Gue
enggak sadar dengan apa yang telah gue lakuin. Gue lihat sekeliling teman-teman
gue pada ketawa. Dan gue lihat ibu pustaka diam membisu dengan mulut menganga.
#sampe masuk tu lalat ke mulutnya. Enak bu? Halah!! Efek ini mungkin karna beliau masih enggak
percaya apa yang telah gue lakuin buat dia. Setelah gue sadar, gue buru-buru
minta maaf sama ibu pustaka.
Maafin
gue bu, gue benar-benar enggak sengaja. Ucap gue dengan tampang memelas.
Kamu benar-benar enggak sopan.!! Jawab ibu pustaka berang.
Sumpah demi Allah bu, tadi tu gue
reflek. Gue enggak sengaja. Jawab gue
lagi.
Aku enggak akan maafin kamu. enggak
sopan kamu. Lihat saja. Saya laporin ke kepsek. Jawab ibu pustaka.
Janganlah bu, gimana nasib gue
nantinya? Please bu.. ucap gue memelas sekali.
Ibu
pustaka tetap enggak mau dengar apa yang gue bilang. Setelah gue berkali-kali
minta maaf dan masih enggak di maafin akhirnya gue cabut dah. (langsung cabut
pulang ke kos). #lagian buat apa gue nunggu hal yang enggak pasti. Sebenarnya
gue pulang karna gue benar-benar takut. Kalo nanti ibu tu benar-benar
ngelaporin gue sama Kepsek, gue bisa dikeluarin dari sekolah.!! Nasib..nasib.. Kemudian bisa ditebak, gue ga sekolah selama 2
hari. #alasannya sih sakit.. Akhirnya teman-teman berkunjung ke kos gue. Dan
nyuruh gue untuk datang ke sekolah lagi. Teman gue bilang masalah gue sama ibuk
pustaka sudah selesai. Semua itu teman gue yang ngurusin. Gue cuma bisa bilang
terimakasih banyak. Tapi ada hal yang harus gue ingat. Ibuk pustaka enggak mau
lagi lihat muka gue. #siapa juga yang mau lihat muka ibuk… sok kecakepan lo..
becanda buk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar