Lembaran pengesahan
KALIBRASI
ALAT
Disusun
oleh :
Kelompok X
Asisten Darussalam, januari 2012
Praktikan
( ) (kelompok II)
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul kalibrasi alatv dengan tujuan untuk
mengetahui cara-cara pengkalibrasian alat-alat gelas
sehingga dapat diketahui ketelitian dari suatu pengukuran. Bahan
pengkalibrasian yangdigunakan adalah air hal ini disebabkan karena kerapatan
jenis air telah diketahui dngan tepat pada berbagai temparatur. Pada percobaan
ini alat-alat yang dipakai untuk dikalibrasi ada yang ,masih layak dipakai ada
yang sudah tidak layak dipakai lagi.pipet yang dikalibrasi sudah tidak layak
dipakai lagi karena tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Sedangkan labu
ukur yan dipakai masih layak dipakai karena memenuhi syarat dan masuk ke kelas
B. Pada pengkalibrasian buret, buret yang dikalibrasi juga sudah tidak layak
dipakai lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Alat berskala untuk analisis kuantitatif umumnya dibuat
mematuhi batas-batas spesifikasi terutama
yang menyangut ketepatan kalibrasi. Di ingris terdapat dua taraf peralatan yang
ditandai dengan kelas A dan kelasB. Batas toleransi untuk alat-alat kelas A
lebih berat dibandingkan dengan yang kelas B. Dan peralatan kelas A semacam ini
digunakan untukdalam pekerjaan dengan kecermatan tinggi sedangkan yang kelas B
digunakan untuk kegiatan rutin.
Pada umumnya air digunakan untuk sebagai bahan
pengkalibrasianvolume karena kerapatan jenis air telah diketahui pada brbagai
temparature dengan tepat (dalam vakum). Berbagai koreksi perlu dilakukan untuk menentukan volume air dari beratnya.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan ini
adalah untuk mengetahui cara-cara pengkalibrasian alat-alat gelas sehingga
dapat diketahui penelitian dari suatu pengukuran.
BAB II
DASAR
TEORI
Analisis
volumetri adalah proses untuk menentukan jumlah yang tidak diketahui dari suatu
zat dengan mengukur volume larutan pereaksiyang diperlukan untuk reaksi
sempurna. Pada analsis volumetri diperlukan larutan standar. Proses penentuan
konsentrasi larutan standar disebut menstandarkan atau membakukan. Larutan
standar adalah lautan yangtelah diketahui konsentrasinya, yang akan digunakan
pada analisis volumetri ( Achmad, 2007 ).
Dalam elektro gravrimetri unsur yang akan ditetapkan diposisikan
secara elektrolisis diatas lalu elektronik sesuai jadi penyaringan terhindarkandan
jarang terjadi kade posisi jika kondisi-kondisi eksperimen dikendalikan dengan
hati-hati. Metode ini baik dipakai , akan mempunyai banyak keuntungan maka akan
dikaji teori dari prosesnya untuk mengerti bagaimana dan kapan ia akan dipakai
( Vogel, 1994).
Akurasi sam dengan metode gravimetri.
Anlisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetridimana zat yang dianalisis
dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan
dari buret dalam bentuk larutan. Jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih maka harus diketahui dengan
suatu indikator. Mengukur volume standar larutan adalah jauh lebih cepat
dibandingkan dengan menimbamg berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri
(Khopkar,20002).
BAB III
METODELOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat-alat dan Bahan
Peralatan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet, labu erlenmeyer, timbangan,
labu ukur, buret 50 ml, corong kecil, klem buret, alat ukur volumetri, kertas
sariing dan bejana.
Bahan yang digunakan dalm percobaan ini
adalah air suling.
3.2 Cara Kerja
1.Kalibrasi pipet
Periksalah apakah pipet bersih,
bagian dalam piprt harus dilapisi air yang merata dan ipet tak perlu
dikeringkan. Timbamng labu erlenmeyer 100 ml yang bersih dan kering (ingat
temparaturnya ) sampai mg yang terdekat. Isilah pipet dengan air suling dngan
cara menghisap. Bilaskan dan ulangi 2-3 kali. Ukur temparature dari air suling.
Isilah pipet bdngan air suling sampai melewati tanda batas . keringkan bagian
luar pipet yang basah dengan melapnya dengan kertas saring. Pipet dipegang
dengan tegak lurus dan gunakan telunjuk untuk menutup muka ujung pipet dan
ujumg bawah pipetv ditempelkan keujung bawah bejana yang di miringkan 450.
Keluarkan air dengan
hati-hati sampai meniskusnya duduk pada tanda batas. Masukkan isi pipet kedalam
erlenmeyer yang telah ditimbang dengan menempelkan ujung bawah pipet kedinding
bagian dalam erlenmeyer yang dimiringka 450 dengan pipet dalam keadaan tegak lurus.Jika
seluruh pipet telah dikeluarkan seluruhnya tunggu 10 detik sebelumpipet
diangkat. Air yang tertinggal diujung pipet tidak boleh dikeluarkan. Timbang
kembali erlenmeyer yang telah dikeluarkan air tersebut.
Ulangi
kalibrasi sekali lagi, jika kedua hasil percobaan berbeda dari 0,03g ( setara
dengan 0,03 ml). Ulangi percobaan sekali lagi ambil harga rata-rata dan
tentukan berat air yang dikeluarkan dari pipet. Hitung volume pipet de4ngan
menggunakan tabel 1. Tentukan besarnya koreksi dan gunakanlah untuk praktikum
selamjutnya.
2.
Kalibrasi labu ukur.
Timbang
labu ukur yang bersih dan kering.Isi dengan air suling yang diketahui
temparaturnya sampai dibawah tanda batas. keringkan leher labu bagian dalamnya
dengan guklungan kertas saring . teteskan air suling dengan memakai pipet tetes
sampai tepet tanda batas. Timbang kembali labu ukur yang berisi air suling dan
hitunglah volume serta kalibrasi dengan tabel 1. tentukan koreksinya. Ulangi
hasil percobaan sekali lagi dan harus memberikan hasil yang sama.
3.
Kalibrasi buret 50 ml
Timbang
seluruh erlenmeyer yang bersih dan kering. Bilas buretyangtelah bersih dan
bebas minyak 2-3 kali dengan air suling yang diketahui temparaturnya. Isilah
buret dengan
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
1.
Kalibrasi pipet
- Berat erlenmeyer = 100,54
- Berat erlenmeyer + air = 110,34
2. Kalibrasi labu ukur
- Berat labu ukur = 51,04
- Berat labu ukur + air = 150,45
3. kalibrasi buret 50 ml
- Berat erlenmeyer = 100,55
- Berat relenmeyer + air = 105,75
4.2 Pembahasan
Kalibrasi
merupakan suatu proses vertisifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Pada umumnya air digunakan sebagai bahan pengkLibrsian
karena kerapatan jenis air telah diketahui pada berbagai temparature dengan
tepat dalam keadaan vakum.
Pada
percobaan pengkalibrasian pipet, pipet yang dikalibrasi tidak memenuhi syarat
yang telah ditetapkan, hasil yang diperoleh yaitu -0,15. Oleh karena itu pipet
ini sudah tidak layak dipakai lagi. Karena tidak sesuai dengan stsandar
kalibrasi yaitu standar yang diperbolehkan.
Pada
percobaan labu ukur, labu yang dikalibrasi masih layak dipakai karenamasih
memenuhi standar kalibrasiyang diperbolehkan. Hasil kalibrasi yang diperoleh
adalah -0,15 hal ini memenuhi syarat unttuk kelas B. Karena toleransi yang
diberikan adalah 0,16 maka yidak memenuhi kelas A karena toleransi yang
diberikan untuk kelas A adalah 0,08.
Pada
percobaan mengkalibrasi buret, buret yang dikalibrasi sudah tidak layak dipakai
lagi karena buret ini tidak memenuhi standar kalibrasiyang diperbolehkan. Hasil
yang diperoleh dari kalibrasi adalah -44,8. Sedangkan toleransi yang diperboleh
untuk buret adalah pada kelas A untuk kapasitas 50 ml adalah0,05 dan untuk
kelas B adalah 0,10.
Pengkalibrasian
sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh data yang akurat.
Standar kalibrasi adalah merupakan standar yang diperboleh untuk melakukan
suatu pengukuran. Pengkalibrasian dilakukan untuk membandingkan nilai ukur
dengan standar nasional atau internasional. Pengkalibrasian ini dilakukanuntuk
mengetahui apakah alat-alat yang akan digunakan masih layak pakai atau tidak
yaitu dengan mengetahui apakh alat-alat tersebut sesuai dengan toleransi yang
telah ditetapkan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu :
Ø Kalibrasi merupakan suatu proses
vertisikasibahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.
Ø Air digunakan sebagai bahan
pengkalibrasian pada umumnya, hal ini disebabkan karena kerapatan air pada
berbagai suhu telah diketahui dengan tepat dalam keadaan vakum.
Ø Pipet yang dikalibrasi masih layak dipakai.
Sedangkan labu ukur dan buret yang dikalibrasi sudah tidak layak dipakai lagi.
Ø Toleransi yang diberikan untuk alat ukur
volumetri yang ditetapkan NBS ada 2 yaitu :
-
Kelas
A (inggris) untuk alat ukur dsengan ketelitian sangat tinggi
-
Kelas
B (formakop indonesia) untuk alat-alat yang digunakan dengan ketepatan yang
biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia, 2007, Kimia Larutan, PT.
Citra aditia bakti, Bandung.
Khopkar S.M, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik,
UI, Jakarta.
Vogel, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,
Buku kedokteran, Jakarta.
LAMPIRAN
1. Kalibrasi Pipet.
Dik : Berat erlenmeyer =
100,54
Erlenmeyer + air =
110,334
Berat air = ( Berat erlenmeyer
+ air ) – (Berat erlenmeyer)
= 110,34 –
100,54
= 9,8
Menshitung volume pipet dengan
menggunakan tabel 1 pada suhu 280C :
-
Volume
pipet =
9,8 X 1,0046 = 9.85
-
Penyimpangan
= 9,85 – 10 = -0.15.
2. Kalibrrasi labu ukur
Dik : labu ukur = 51,04
Labu ukur + air =
150,45
Berat air = (berat labu ukur +
air ) – (labu ukur)
= 150,45 – 51,04
= 99,41
Memghitung volume labu ukur
dengan menggunakan tabel 1 pada suhu 270C
:
-
Volume
labu ukur = 99,41 X 1,0043 = 99,83
-
Penyimpangan = 99,83 – 100 = -0,15.
3. Kalibrasi buret
Dik : Berat erlenmeyer =
100,55
Berat erlenmeyer +
air = 105,75
Berat air = (Berat erlenmeyer
+ air ) – (berat erlenmeyer)
= 105,75 –
100,55
= 5,2
Menghitung volume buret dengan
menggunakan tabel 1 pada suhu 270C :
-
Volume
= 5,2 X 1,0043 = 5,2
-
Penyimpangan
= 5,2 – 50 = -44,8
Tabel 1.
Volume alat gelas yang mengandung 1 gram air pada berbagai suhu.
Temparature 0C
|
Volume (ml)
|
25
|
1,0038
|
26
|
1,0041
|
27
|
1,0043
|
28
|
1,00046
|
29
|
1,0048
|
Tabel 2. Toleransi untuk alat
ukur volumetri gelas (ml)
Kapasitas sama atau
kurang dari (ml)
|
Labu takar
|
pipet
|
Buret
|
|||
BS
|
BS
B/FI
|
|
|
|
|
|
10
|
I
|
II
|
I
|
II
|
I
|
II
|
25
|
–
|
–
|
0,02
|
0,04
|
0,02
|
0,04
|
50
|
0,05
|
0,10
|
0.05
|
0,10
|
0,05
|
0,10
|
100
|
0,08
|
0,16
|
0,08
|
0,12
|
0,10
|
0,20
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar