Lembaran pengesahan
IODOFORM
Oleh :
KELOMPOK
X
Darussalam, Desember
2011
Asisten,
( )
ABSTRAK
Telah
dilakukan percobaan dengan judul “Iodofrom” yang bertujuan untuk mengsintesis
dan menganalisa sifat- sifat iodoform. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah
gugus keton atau lkohol dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform atau trihalometana berupa kristal. Hasil dari percobaan ini tidak
terbentuknya kristal kuning iodofrom, dikarenakan larutan Na hipoklorida yang
digunakan kurang dan alatnya (labu refluk) tidak ada. Maka percobaan ini tidak
dilakukan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Iodoform
merupakan zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodofrom banyak digunakan
dalam bidang kedoktoran sebagai antiseptic. Pembuatan iodoform sama denagn
kloroform dan iodofrom dapat dibuat jika propanon berturut-turut dapat
direaksikan dengan klorin atau iodin dan kemudian basa KOH. Iodoform dapat
dapat diperoleh dengan etil alkohol atau aseton dengan iodin dan sodium karbonat.
Gugus keton atau alkanon dengan larutan lipoklorida akan menghasilkan senyawa
iodoform atau trihalometana.
Suatu
gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa iodoform atau
trihalmetana dalam zat cair yang tidak mengandung oksigen, larutannya berwarna
coklat. Larutan iod dalam alkohol dinamakan iodoform dalam system IUPAC. Keton
diberi nama akhiran –on. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat
nomor kecil. Biasanya keton dinamakan alkil atau aril yang melekat pada
karbonil.
1.2 Tujuan percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mensintesis dan menganalisis sifat-sifat
iodoform.
BAB II
DASAR TEORI
Zat
yang mempunyai satu atau lebih atom halogen terikat pada karbon dikenal sebagai
senyawaorganohalogen. Senyawa organohalogen diberi nama seperti nama
hidrokarbon yang trsubsitusi, karena tidak adanya akhiran untuk menyatakan
halogen. Senyawa organohalogen jarang ditemukan didalam alam. Senyawa ini dibuat
dalam industry kimia untuk digunakan sebagai zat kimia antara, zat pelarut,
hasil industry seperti misalnya insektisida. Sebagaian besar senyawa
organihalogen yang lazim merupakan zat cair yang tidak larut dalam air. Titik
didihnya kurang lebih sama dengan titik didih hidrokarbonyang bobot molekulnya
sebanding dengan senyawa organohalogen. Bagaimanapun atom halogen menerapkan
penyebab peranan yang demikian besar dari bobot molekul senyawa organohalogen,
bahkan iodometana suatu senyawa dengan satu karbon pun merupakan zat cair
(Joedodibroto, 1988).
Umumnya
dalam pengkajian kimia organik orang melihat berbagai jenis reaksi yang
dijalani senyawa organik. Dalm reaksi adisi zat bereaksi dengan (ditambahkan pada)ikatan ganda dua. Ikatan
ganda dua berubah menjadi ikatan tunggal dan satu atom baru gugus atom melekat
pada setiap karbon yang terlihat pada ikatan ganda semula. Beberapa reaksi
adisi diberinama berdasarkan zat yang ditambahkan kepada ikatan ganda dua.
Jadi, kita mengenal reaksi yang pertama halogenasi, yaitu adisi halogen (F2,
Cl2, Br2, I2) pada ikatan ganda dua dan juaga
kedua adalah hidrohaloalkana, yaitu adisi halogen halide (HF, HCl, HBr, HI)
pada ikatan ganda dua (hidrohalogenasi mengikuti aturan markovnikov). Dan yang
ketiga hidrogenasi, yaitu adisi hydrogen (H2) pada ikatan ganda dua (reaksi ini
memerlukan katalis) (Suminar, 1992).
Banyak
senyawa haloalkana bersifat racun
(toxic) dan harus digunakan dengan hati-hati. Kisalnay pelarut-pelarut
carbon tetraklorida (CCl4) dan kloroform
mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Senyawa yang mengandung
hanya karbon, hydrogen,dan satu atom halogen, dapat dibagi dalam tiga katagori
alkil halid, aril halide, dan halidavinilik.sebuah atom F, Cl atau Br bersifat
elekronegatif rlatif terhadap karbon ,i0d-iod mudah dipolarisasi, oleh karena
itu alkil halide bersifat polar. Suatu atom halogen dalam sebuah senyawa
organik adalah suatu gugus fungsional dan ikatan C-x merupakan letak
reaktifitas kimia (Pudjaatmaka, 1997).
Suatu
gugus keton dengan larutan hipoklorida akan menghasilkan senyawa iodoform atau trihalometana
dalam zat yang mengandung oksigen lainnya berwarna ungu, jika yang mengandung
oksigen larutan berwarna coklat. Larutan iod dalam alcohol dinamakan iodoform
dalam system IUPAC. Keton diberinama
akhiran –on. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil.
Biasanya keton dinamakan alkil atau aril yang mudah melekat pada karbonil (Suminar,
2003).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
erlenmayer, penyaring Buchner, erlenmayer penyaring, labu destilasi, pendingin,
penagas air, perangkat titik lebur, pembakar gas, standar dan klem.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu; KI,
Aseton, Natrium hipoklorida, Spirtus metilasi, Aquadest.
3.2 Konstanta Fisik
Bahan
|
BM
(gram/mol)
|
Td
(0C)
|
Tl
(0C)
|
Tinjauan Keamanan
|
|
KI
|
166
|
62,6
|
330
|
Iritasi
|
|
Aseton
|
58
|
56,5
|
-94
|
Mudah
terbakar
|
|
H2O
|
18
|
100
|
0
|
Aman
|
3.3
Prosedur Kerja
Dalam erlenmayer
500 ml, dimasukkan 6 gram KI dan 100 ml aquadest. Ditambahkan 2 ml aseton,
kemudian ditambahkan perlahan-lahan sambil dikocok larutan Na. Hipoklorida 5%
sampai endapan iodoform terbentuk, diperlukan Na. Hipoklorida 65 ml. Dibiarkan
campuran selama 10 menit, lalau disaring dengan penghisap, dicuci keistal dua
sampai tiga kali dengan aquadest, dikumpulkan
kristal semua. Kristalisasi iodoform tersebut dengan spirtus metilasi, dengan
jalan memasukkan kedalam labu destilasi 100-150 ml, ditambahkan sedikit spiritus
metilasi. Direfluks campuran tersebut melalui penangas air sampai campuran
mendidih. Ditambahkan lagi larutan spiritus metilasi melalui pendingin sampai
semua iodoform laarut, diperlukan 50 ml spirtus metilasi. Saring larutam yang
panas pada suatu gelas kimia atau erlenmayer, lalu dibiarkan kristal menjadi
kering. Ditentukan titik lebur iodofprm murni dengan peralatan titik lebur.
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil
Pengamatan
No
|
Reaksi
|
Pengamatan
|
1.
|
KI + H2O + Aseton
|
Larutan
bening
|
2.
|
KI +H2O + Aseton + bayclin
|
Larutan
kuning berendapan
|
3
|
Endapan kuning direfluks
|
Kuning
|
4
|
Disaring, terbentuk
|
kristal
|
4.2 Pembahasan
Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari reaksi
antara iodin dengan etanol atau aseton dan asetaldehid dalam suasana basa. Pembuatan
iodoform dari aseton digunakan reaksi elektrofilik. Gugus metal dari suatu
metal keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.
Iodoform bersifat beracun, sebahagian pelarut organik, dan mudah menguap.
Pada percobaan ini
dipakai larutan aseton. Larutan tersebut ditambahkan dengan air sebanyak 10 ml,
ini dilakukan agar aseton tidak menguap.kemudian dicampurkan KI untuk membentuk
iodium suasana basa. Warna larutan ini yaitu bening. Kemudian campuran ini
ditambahkan Na hipokorida (bayclin) sebanyak 65 ml , lalu diaduk perlahan.
Warna yang dihasilkan adalah berwarna kuning dan ada endapan kuning. Dibiarkan
selama 10 menit lalu disaring dengan pengisap. Kemudian dicuci dengan air
sebanyak 2-3 kali. Dimasukkan dalam labu destilasi dan direfluks dengan
mencampurkan metanol. Seharusnya setelah direfluks ditemukan kristal-kristal
iodoform, tetapi tidak memperoleh kristal-kristal tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan tidak terbentuknya kristal-
kristal dikarenakan kurangnya Na hipokloridanya dan juga kurang sempurnanya
reaksi antara Aseton dan iodium. Kegunaan diukurnya titik leleh untuk melihat
kemurnian senyawa tersebut. Prinsip dari iodoform yaitu gugus keton atau
alkanon dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa iodoform atau
trihalometana, titik lebur dari iodoform sebesar 1200˚C.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut :
a)
Factor-faktor yang
menyebabkan kegagalan terbentuknya kristal iodoform adalah kurangnya larutan Na
HIpoklorida yang dibutuhkan dan kurang sempurnanya reaksi antara aseton dan
iodium
b)
Titik lebur dari
iodoform adalah 1200˚C
c)
Dalam percobaan
ditambahkan air dikarenakan aseton yang mudah menguap jika tidak ditambahkan
air.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmadi, seminar, 1992,Pengantar kimia Organik dan Hayati,
terjemahan dari Introduction to Organic and
Biological Chemistry, oleh Dennis staley, ITB, Bandung.
Achmadi, seminar, 2003, Kimia Organik, terjemahan Dari organic Chemistry, oleh Harold Hart,
Erlangga, Jakarta.
Joedodibroto,roehayati,1988, Kimia Organik, terjemahan dari Organic Chemistry, oleh stanly H.pine, ITB, Bandung.
Pudjaatmaka, A.Hadyan, 1982, Kimia Organik jilid 1, terjemahan dari
Organic Chemistry, oleh Ralp J.
fassenden, Erlangga, Jakarta.
Lembaran pengesahan
IODOFORM
Oleh :
KELOMPOK
X
Darussalam, Desember
2011
Asisten,
( )
ABSTRAK
Telah
dilakukan percobaan dengan judul “Iodofrom” yang bertujuan untuk mengsintesis
dan menganalisa sifat- sifat iodoform. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah
gugus keton atau lkohol dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform atau trihalometana berupa kristal. Hasil dari percobaan ini tidak
terbentuknya kristal kuning iodofrom, dikarenakan larutan Na hipoklorida yang
digunakan kurang dan alatnya (labu refluk) tidak ada. Maka percobaan ini tidak
dilakukan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Iodoform
merupakan zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodofrom banyak digunakan
dalam bidang kedoktoran sebagai antiseptic. Pembuatan iodoform sama denagn
kloroform dan iodofrom dapat dibuat jika propanon berturut-turut dapat
direaksikan dengan klorin atau iodin dan kemudian basa KOH. Iodoform dapat
dapat diperoleh dengan etil alkohol atau aseton dengan iodin dan sodium karbonat.
Gugus keton atau alkanon dengan larutan lipoklorida akan menghasilkan senyawa
iodoform atau trihalometana.
Suatu
gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa iodoform atau
trihalmetana dalam zat cair yang tidak mengandung oksigen, larutannya berwarna
coklat. Larutan iod dalam alkohol dinamakan iodoform dalam system IUPAC. Keton
diberi nama akhiran –on. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat
nomor kecil. Biasanya keton dinamakan alkil atau aril yang melekat pada
karbonil.
1.2 Tujuan percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mensintesis dan menganalisis sifat-sifat
iodoform.
BAB II
DASAR TEORI
Zat
yang mempunyai satu atau lebih atom halogen terikat pada karbon dikenal sebagai
senyawaorganohalogen. Senyawa organohalogen diberi nama seperti nama
hidrokarbon yang trsubsitusi, karena tidak adanya akhiran untuk menyatakan
halogen. Senyawa organohalogen jarang ditemukan didalam alam. Senyawa ini dibuat
dalam industry kimia untuk digunakan sebagai zat kimia antara, zat pelarut,
hasil industry seperti misalnya insektisida. Sebagaian besar senyawa
organihalogen yang lazim merupakan zat cair yang tidak larut dalam air. Titik
didihnya kurang lebih sama dengan titik didih hidrokarbonyang bobot molekulnya
sebanding dengan senyawa organohalogen. Bagaimanapun atom halogen menerapkan
penyebab peranan yang demikian besar dari bobot molekul senyawa organohalogen,
bahkan iodometana suatu senyawa dengan satu karbon pun merupakan zat cair
(Joedodibroto, 1988).
Umumnya
dalam pengkajian kimia organik orang melihat berbagai jenis reaksi yang
dijalani senyawa organik. Dalm reaksi adisi zat bereaksi dengan (ditambahkan pada)ikatan ganda dua. Ikatan
ganda dua berubah menjadi ikatan tunggal dan satu atom baru gugus atom melekat
pada setiap karbon yang terlihat pada ikatan ganda semula. Beberapa reaksi
adisi diberinama berdasarkan zat yang ditambahkan kepada ikatan ganda dua.
Jadi, kita mengenal reaksi yang pertama halogenasi, yaitu adisi halogen (F2,
Cl2, Br2, I2) pada ikatan ganda dua dan juaga
kedua adalah hidrohaloalkana, yaitu adisi halogen halide (HF, HCl, HBr, HI)
pada ikatan ganda dua (hidrohalogenasi mengikuti aturan markovnikov). Dan yang
ketiga hidrogenasi, yaitu adisi hydrogen (H2) pada ikatan ganda dua (reaksi ini
memerlukan katalis) (Suminar, 1992).
Banyak
senyawa haloalkana bersifat racun
(toxic) dan harus digunakan dengan hati-hati. Kisalnay pelarut-pelarut
carbon tetraklorida (CCl4) dan kloroform
mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Senyawa yang mengandung
hanya karbon, hydrogen,dan satu atom halogen, dapat dibagi dalam tiga katagori
alkil halid, aril halide, dan halidavinilik.sebuah atom F, Cl atau Br bersifat
elekronegatif rlatif terhadap karbon ,i0d-iod mudah dipolarisasi, oleh karena
itu alkil halide bersifat polar. Suatu atom halogen dalam sebuah senyawa
organik adalah suatu gugus fungsional dan ikatan C-x merupakan letak
reaktifitas kimia (Pudjaatmaka, 1997).
Suatu
gugus keton dengan larutan hipoklorida akan menghasilkan senyawa iodoform atau trihalometana
dalam zat yang mengandung oksigen lainnya berwarna ungu, jika yang mengandung
oksigen larutan berwarna coklat. Larutan iod dalam alcohol dinamakan iodoform
dalam system IUPAC. Keton diberinama
akhiran –on. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil.
Biasanya keton dinamakan alkil atau aril yang mudah melekat pada karbonil (Suminar,
2003).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
erlenmayer, penyaring Buchner, erlenmayer penyaring, labu destilasi, pendingin,
penagas air, perangkat titik lebur, pembakar gas, standar dan klem.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu; KI,
Aseton, Natrium hipoklorida, Spirtus metilasi, Aquadest.
3.2 Konstanta Fisik
Bahan
|
BM
(gram/mol)
|
Td
(0C)
|
Tl
(0C)
|
Tinjauan Keamanan
|
|
KI
|
166
|
62,6
|
330
|
Iritasi
|
|
Aseton
|
58
|
56,5
|
-94
|
Mudah
terbakar
|
|
H2O
|
18
|
100
|
0
|
Aman
|
3.3
Prosedur Kerja
Dalam erlenmayer
500 ml, dimasukkan 6 gram KI dan 100 ml aquadest. Ditambahkan 2 ml aseton,
kemudian ditambahkan perlahan-lahan sambil dikocok larutan Na. Hipoklorida 5%
sampai endapan iodoform terbentuk, diperlukan Na. Hipoklorida 65 ml. Dibiarkan
campuran selama 10 menit, lalau disaring dengan penghisap, dicuci keistal dua
sampai tiga kali dengan aquadest, dikumpulkan
kristal semua. Kristalisasi iodoform tersebut dengan spirtus metilasi, dengan
jalan memasukkan kedalam labu destilasi 100-150 ml, ditambahkan sedikit spiritus
metilasi. Direfluks campuran tersebut melalui penangas air sampai campuran
mendidih. Ditambahkan lagi larutan spiritus metilasi melalui pendingin sampai
semua iodoform laarut, diperlukan 50 ml spirtus metilasi. Saring larutam yang
panas pada suatu gelas kimia atau erlenmayer, lalu dibiarkan kristal menjadi
kering. Ditentukan titik lebur iodofprm murni dengan peralatan titik lebur.
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil
Pengamatan
No
|
Reaksi
|
Pengamatan
|
1.
|
KI + H2O + Aseton
|
Larutan
bening
|
2.
|
KI +H2O + Aseton + bayclin
|
Larutan
kuning berendapan
|
3
|
Endapan kuning direfluks
|
Kuning
|
4
|
Disaring, terbentuk
|
kristal
|
4.2 Pembahasan
Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari reaksi
antara iodin dengan etanol atau aseton dan asetaldehid dalam suasana basa. Pembuatan
iodoform dari aseton digunakan reaksi elektrofilik. Gugus metal dari suatu
metal keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.
Iodoform bersifat beracun, sebahagian pelarut organik, dan mudah menguap.
Pada percobaan ini
dipakai larutan aseton. Larutan tersebut ditambahkan dengan air sebanyak 10 ml,
ini dilakukan agar aseton tidak menguap.kemudian dicampurkan KI untuk membentuk
iodium suasana basa. Warna larutan ini yaitu bening. Kemudian campuran ini
ditambahkan Na hipokorida (bayclin) sebanyak 65 ml , lalu diaduk perlahan.
Warna yang dihasilkan adalah berwarna kuning dan ada endapan kuning. Dibiarkan
selama 10 menit lalu disaring dengan pengisap. Kemudian dicuci dengan air
sebanyak 2-3 kali. Dimasukkan dalam labu destilasi dan direfluks dengan
mencampurkan metanol. Seharusnya setelah direfluks ditemukan kristal-kristal
iodoform, tetapi tidak memperoleh kristal-kristal tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan tidak terbentuknya kristal-
kristal dikarenakan kurangnya Na hipokloridanya dan juga kurang sempurnanya
reaksi antara Aseton dan iodium. Kegunaan diukurnya titik leleh untuk melihat
kemurnian senyawa tersebut. Prinsip dari iodoform yaitu gugus keton atau
alkanon dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa iodoform atau
trihalometana, titik lebur dari iodoform sebesar 1200˚C.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut :
a)
Factor-faktor yang
menyebabkan kegagalan terbentuknya kristal iodoform adalah kurangnya larutan Na
HIpoklorida yang dibutuhkan dan kurang sempurnanya reaksi antara aseton dan
iodium
b)
Titik lebur dari
iodoform adalah 1200˚C
c)
Dalam percobaan
ditambahkan air dikarenakan aseton yang mudah menguap jika tidak ditambahkan
air.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmadi, seminar, 1992,Pengantar kimia Organik dan Hayati,
terjemahan dari Introduction to Organic and
Biological Chemistry, oleh Dennis staley, ITB, Bandung.
Achmadi, seminar, 2003, Kimia Organik, terjemahan Dari organic Chemistry, oleh Harold Hart,
Erlangga, Jakarta.
Joedodibroto,roehayati,1988, Kimia Organik, terjemahan dari Organic Chemistry, oleh stanly H.pine, ITB, Bandung.
Pudjaatmaka, A.Hadyan, 1982, Kimia Organik jilid 1, terjemahan dari
Organic Chemistry, oleh Ralp J.
fassenden, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar