Rabu, 09 Oktober 2013

ETIL ASETAT (ESTERIFIKASI)



Lembaran pengesahan







ETIL ASETAT (ESTERIFIKASI)


Oleh :
KELOMPOK  X











Darussalam, Desember 2011
Asisten,


(                             )
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Etil Asetat (Esterifikasi)” dengan tujuan  untuk mensintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi dan sekaligus menentukan sifat senyawa tersebut. Prinsip percobaan adalah suatu asam karboksilat yang direaksikan dengan senyawa alkohol dalam suasana asam, akan menghasilkan suatu ester dan H20 yang dipisahkan dengan cara destilasi. Percobaan yang dilakukan yaitu dengan mereaksikan etanol dengan asam asetat glasial, yang ditambahkan katalis H2SO4, kemudian direfluks dan didestilasi pada suhu 1000C yang menghasikan 2 lapisan dengan 1 ml air. Hasilnya ditambahkan dengan Na2CO3 yang kemudian dituang melalui corong yang dilapisi kertas saring, dipisahkan bagian bawahnya dan ditambah 15 ml air es. Diulangi untuk sisanya dengan CaCl2, sehingga didapat suhu pada saat tetesan destilasi akhir yaitu 700C dengan volumenya 19 ml. Presentase yang didapat dari percobaan ini yaitu 55,8%.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Suatu ester asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R dapat berbentuk  alkil atau aril. Ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asma karboksilat dengan suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut dengan reakdi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester.
Suatu asam alkanoat dengan suatu alkohol bila dicampur akan mengadakan antar reaksi yang menghasilkan ester dalam bentuk reaksi kesetimbangan.
Pembentukan senyawa ester dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1.      Esterifikasi, yaitu reksi pembentukan ester antara asam karboksilat dengan bantuan katalis asam
2.      Transesterifikasi, pada dasarnya merupakan perubahan suatu senyawa ester yang baru. Reaksi ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
  1. Interesterifikasi, yaitu reaksi esterifikasi antara ester dengan membentuk ester yang baru.
Interesterifikasi banyak digunakan dalam industri lipida untuk mengubah lipida yang kandungan asam lemaknya tinggi sehingga dapat dimakan melalui reaksi interesterifikasi antara lipida padat dalam hal ini lemak dengan lipida cair (minyak).
  1. Alkoholisis, merupakan reaksi antara ester dengan alkohol untuk membentuk ester yang baru. Pada industri oleokimia reaksi transesterifikasi secara alkoholisis ini paling luas digunakan, seperti dalam pembentukan metil ester asam lemak ataupun dalam pembentukan monogliserida dan diglisarida.
  2. Asidolisis, merupakan reaksi antara ester dengan asam lemak untuk menghasilkan ester baru. Dalam reaksi ini dapat saja direaksikan dengan asam lemak rantai panjang menengah C8-C12 secara ezimatis untuk mendapatkan lemak berantai menengah yang dikenal sebagai medium chain trialiseride (MCT).
Senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu gugus hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidrolisis asam karboksilat dan alkohol.

1.2        Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mensintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi dan sekaligus menentukan sifat senyawa tersebut.

BAB II
DASAR TEORI

Suatu senyawa asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R adalah gugus alkil. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol suatu reaksi yang disebut dengan reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversible (Fessenden, 1982).

Ester adalah senyawa- senyawa hasil reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi (pengesteran)
Zat-zat pengharum (essen) yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan tidak lain adalah ester. Pada buah-buahan keharumannya tergantung dari ester yang terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam karboksilat adalah gugus karboksil, yang hidrogennya bersifat asam lemah (Halim, 1990).

Senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu gugus hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidroksil asam karboksilat dan alkohol, misalnya hidrolisis etil asetat yang menghasilkan asam asetat dan entanol. Ester sering yang digunakan adalah etil asetat, biasanya digunakan sebagai pelarut cat atau cat kuku maupun perekat (Hedricson, 1988).

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1        Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah labu destilasi, penangas es, kasa asbes, pembakar spiritus / pembakar gas, corong pisah, corong kecil, penangas air dan erlenmeyer.
Bahan yang digunakan adalah etanol, asam sulfat pekat, asam asetat, batu didih, Na2CO3, CaCl2(l), dan CaCl2 anhidrat.
3.2        Konstanta Fisik
Bahan
BM
 (gram/mol)
Td
(0C)
Tl
(0C)
Tinjauan Keamanan


C2H5OH
46
18,4
-144
Mudah terbakar

 H2SO4
98
290
10,4
Korosif

 CH3COOH
60
250
16,6
Korosif

 Na2CO3
106
-
815
Iritasi mata dan kulit


3.3        Skema Kerja
Dalam labu destilasi 500 ml dicampurkan 30 ml etanol dan 30 ml asam asetat glasial dan ditambahkan 8 ml asam sulfat pekat. Direfluks campuran tersebut selama 30 menit. Didestilasi campuran perlahan-perlahan sampai suhu mencapai 1000C, sambil diperhatikan setiap 10 tetes destilat betul-betul membuat dua lapisan dengan 1 ml air. Bila tidak ada lagi ester yang terdestilat, ditambahkan pada destilat Na2CO3 sedikit dan dites dengan kertas lakmus. Dikocok campuran baik-baik sampai larutan bereaksi netral. Dituangkan melalui corong larutan tersebut ke dalam corong pisah. Dipisahkan bagian bawahnya dan ditambahkan 15 ml air es ke dalam corong pisah, dikocok baik-baik dan dipisahkan lagi bagian bawah. Diulangi lagi sisanya dengan CaCl2. Dituangkan melalui bagian atas corong sisa larutan (lapisan atas).
Ditambahkan 3 gram CaCl2 anhidrat, dibiarkan selama 6 jam. Didestilasi cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil. Dicatat suhu pada saat tetesan destilasi pertama dan pada akhir. Ditimbang berat ester destilat yang diperoleh dan dihitung persentasenya.


BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1        Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan yang diperoleh berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Reaksi
Pengamatan
 H2SO4
 

CH3CH2OH + CH3COOH
Larutan tersebut direfluks dalam penangas air dan pada mulut labu destilasi tersebut digunakan kondensor untuk mencairkan uap yang menguap


CH3COOCH2CH3 + Na2CO3

Larutan bereaksi netral
CH3COOCH2CH3 + H2O
Hasil dari refluks tersebut didestilasi yang akan terbentuk 2 lapisan

Sisanya  +  3 gram CaCl2
Suhu pada saat tetesan destilasi akhir adalah 70o C dengan volume ester destilat yaitu 19 ml.

4.2        Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas dapat diamati bahwa pada proses pembuatan ester, yaitu hasil reaksi antara etanol dengan asam asetat glasial. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis asam, dan asam yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam kuat, yaitu H2SO4. Sebagai mana kita ketahui bahwa fungsi dari katalis adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi. Pada reaksi ini, peran asam tersebut adalah untuk mempercepat terbentuknya senyawa ester.
Selain menggunakan katalis asam kuat, reaksi tersebut juga dilakukan dengan cara direfluks. Pengertian dari refluks yaitu menghomogenkan suatu larutan. Refluks ini dilakukan pada suhu  tinggi supaya cepat homogen, dan untuk reaksi ini, waktu yang digunakan adalah sekitar 30 menit dan dilakukan pada suhu yang tinggi. Di dalam labu destilasi dimasukkan batu didih, tujuannya adalah agar tidak terjadinya letupan, dan sifat dari baru didih tersebut dapat menyerap kalor. Jadi, dapat diamati bahwa, proses pembentukan ester adalah tidak seperti reaksi biasa. Proses pembentukan ester memerlukan katalis asam, direfluks sekitar 30 menit dan dilakukan pada suhu tinggi.
Setelah direfluks, larutan tersebut didestilasi. Pengertian dari destilasi adalah pemisahan suatu larutan berdasarkan titik didihnya. Larutan tersebut didestilasi pada suhu 1000C dan hasilnya yang diperhatikan adalah setiap 10 tetes destilat betul-betul membuat dua lapisan dengan 1 ml air. Hal tersebut karena pada saat dilakukan destilasi, ada sebagian H20 yang menguap. Lapisan atas merupakan air dan lapisan bawahnya merupakan ester, karena ester mempunyai massa jenis yang lebih besar dibandingkan dengan air. Sehingga larutan tersebut perlu dipisahkan. Caranya dengan penambahan Na2CO3 sedikit dan dites dengan kertas lakmus. Hal tersebut untuk menguji ester yang diperoleh. Kemudian larutan tersebut dipisahkan bagian bawahnya. Sisanya diulangi dengan CaCl2 kemudian dituangkan melalui bagian atas corong sisa larutan (lapisan atas). Setelah itu ditambahkan lagi 3gr CaCl2 anhidrat, dan dibiarkan selama 30 menit. Didestilasi cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil. Suhu yang didapat pada saat tetesan destilasi akhir yaitu 70oC dan volume berat ester destilat yang diperoleh yaitu 19 ml.
Cara kerja dari sistem destilasi adalah, larutan yang telah dipanaskan dalam labu destilasi akan menguap dan masuk ke dalam kondensor. Fungsi dari kondensor adalah sebagai pendingin. Jadi uap tersebut menjadi cair kembali di dalam tabung tersebut dan kemudian ditampung hasilnya. Sumber pendingin dari kondensor adalah menggunakan air suling yang dialirkan terus menerus. Cara pengaliran airnya adalah dari bawah ke atas supaya air mengalir merata di dalam tabung tersebut.


BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
a.                   Proses pembuatan ester dilakukan dalam suasana asam, dihomogenkan (direfluks), dan dipanaskan
b.                  Fungsi dari asam sulfat sebagai katalis, dan fungsi dari batu didih yaitu untuk menyerap kalor dan supaya tidak terjadinya letupan
c.                   Hasilnya adalah membentuk 2 lapisan, dan ester terdapat pada lapisan bawah.
d.                  Terbentuk 2 lapisan karena ada air yang ikut menguap.
e.                   Hasil dari destilat tersebut dipisahkan dengan cara disaring dengan kertas saring.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1982, Kimia Organik Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Hedricson, 1988, Kimia Organik, ITB, Bandung.
Sulaiman, A. Halim, 1990, Kimia Dasar Untuk Universitas, USU, Medan.


















LAMPIRAN

Gambar Alat Destilasi :

Gambar Alat Refluks :
Perhitungan :
Volume Destilat            =          19 ml
Suhu                             =          34 ml


Text Box: Volume Destilat
 
Text Box: Volume Pereaksi% Rendemen    =                                    x  100%
Text Box: 19 ml                       
Text Box: 34 ml=                       x 100%

=  55,58%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar