Lembaran
pengesahan
ETIL ASETAT (ESTERIFIKASI)
Oleh :
KELOMPOK X
Darussalam, Desember 2011
Asisten,
(
)
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Etil Asetat (Esterifikasi)”
dengan tujuan untuk mensintesis etil
asetat melalui reaksi esterifikasi dan sekaligus menentukan sifat senyawa
tersebut. Prinsip percobaan adalah suatu asam karboksilat yang direaksikan
dengan senyawa alkohol dalam suasana asam, akan menghasilkan suatu ester dan H20
yang dipisahkan dengan cara destilasi. Percobaan yang dilakukan yaitu dengan
mereaksikan etanol dengan asam asetat glasial, yang ditambahkan katalis H2SO4,
kemudian direfluks dan didestilasi pada suhu 1000C yang menghasikan
2 lapisan dengan 1 ml air. Hasilnya ditambahkan dengan Na2CO3
yang kemudian dituang melalui corong yang dilapisi kertas saring, dipisahkan
bagian bawahnya dan ditambah 15 ml air es. Diulangi untuk sisanya dengan CaCl2,
sehingga didapat suhu pada saat tetesan destilasi akhir yaitu 700C
dengan volumenya 19 ml. Presentase yang didapat dari percobaan ini yaitu 55,8%.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu ester asam karboksilat merupakan suatu senyawa
yang mengandung gugus COOR dengan R dapat berbentuk alkil atau aril. Ester dapat dibentuk dengan
reaksi langsung antara suatu asma karboksilat dengan suatu alkohol, suatu
reaksi yang disebut dengan reakdi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam
dan merupakan reaksi yang reversibel. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat
bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya.
Kuat dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan
ester.
Suatu asam alkanoat dengan suatu alkohol bila dicampur
akan mengadakan antar reaksi yang menghasilkan ester dalam bentuk reaksi
kesetimbangan.
Pembentukan senyawa ester dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu :
1.
Esterifikasi, yaitu reksi
pembentukan ester antara asam karboksilat dengan bantuan katalis asam
2.
Transesterifikasi, pada
dasarnya merupakan perubahan suatu senyawa ester yang baru. Reaksi ini dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
- Interesterifikasi, yaitu reaksi esterifikasi antara ester dengan membentuk ester yang baru.
Interesterifikasi banyak digunakan dalam industri lipida
untuk mengubah lipida yang kandungan asam lemaknya tinggi sehingga dapat
dimakan melalui reaksi interesterifikasi antara lipida padat dalam hal ini
lemak dengan lipida cair (minyak).
- Alkoholisis, merupakan reaksi antara ester dengan alkohol untuk membentuk ester yang baru. Pada industri oleokimia reaksi transesterifikasi secara alkoholisis ini paling luas digunakan, seperti dalam pembentukan metil ester asam lemak ataupun dalam pembentukan monogliserida dan diglisarida.
- Asidolisis, merupakan reaksi antara ester dengan asam lemak untuk menghasilkan ester baru. Dalam reaksi ini dapat saja direaksikan dengan asam lemak rantai panjang menengah C8-C12 secara ezimatis untuk mendapatkan lemak berantai menengah yang dikenal sebagai medium chain trialiseride (MCT).
Senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat
dengan menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu gugus
hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidrolisis asam karboksilat dan
alkohol.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mensintesis
etil asetat melalui reaksi esterifikasi dan sekaligus menentukan sifat senyawa
tersebut.
BAB
II
DASAR
TEORI
Suatu senyawa asam karboksilat adalah
suatu senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R adalah gugus alkil. Suatu
ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol suatu reaksi yang disebut dengan reaksi esterifikasi.
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversible (Fessenden,
1982).
Ester adalah senyawa- senyawa hasil
reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi
(pengesteran)
Zat-zat pengharum (essen) yang terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan tidak lain adalah ester. Pada buah-buahan keharumannya
tergantung dari ester yang terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam
karboksilat adalah gugus karboksil, yang hidrogennya bersifat asam lemah (Halim, 1990).
Senyawa yang dianggap diturunkan dari
asam karboksilat dengan menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan
suatu gugus hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidroksil asam
karboksilat dan alkohol, misalnya hidrolisis etil asetat yang menghasilkan asam
asetat dan entanol. Ester sering yang digunakan adalah etil asetat, biasanya
digunakan sebagai pelarut cat atau cat kuku maupun perekat (Hedricson, 1988).
BAB
III
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1
Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah labu destilasi, penangas
es, kasa asbes, pembakar spiritus / pembakar gas, corong pisah, corong kecil,
penangas air dan erlenmeyer.
Bahan yang digunakan adalah etanol, asam sulfat pekat,
asam asetat, batu didih, Na2CO3, CaCl2(l), dan
CaCl2 anhidrat.
3.2
Konstanta Fisik
Bahan
|
BM
(gram/mol)
|
Td
(0C)
|
Tl
(0C)
|
Tinjauan Keamanan
|
|
C2H5OH
|
46
|
18,4
|
-144
|
Mudah
terbakar
|
|
H2SO4
|
98
|
290
|
10,4
|
Korosif
|
|
CH3COOH
|
60
|
250
|
16,6
|
Korosif
|
|
Na2CO3
|
106
|
-
|
815
|
Iritasi
mata dan kulit
|
3.3
Skema Kerja
Dalam labu destilasi 500 ml dicampurkan 30 ml etanol dan
30 ml asam asetat glasial dan ditambahkan 8 ml asam sulfat pekat. Direfluks
campuran tersebut selama 30 menit. Didestilasi campuran perlahan-perlahan
sampai suhu mencapai 1000C, sambil diperhatikan setiap 10 tetes
destilat betul-betul membuat dua lapisan dengan 1 ml air. Bila tidak ada lagi
ester yang terdestilat, ditambahkan pada destilat Na2CO3
sedikit dan dites dengan kertas lakmus. Dikocok campuran baik-baik sampai
larutan bereaksi netral. Dituangkan melalui corong larutan tersebut ke dalam
corong pisah. Dipisahkan bagian bawahnya dan ditambahkan 15 ml air es ke dalam
corong pisah, dikocok baik-baik dan dipisahkan lagi bagian bawah. Diulangi lagi
sisanya dengan CaCl2. Dituangkan melalui bagian atas corong sisa
larutan (lapisan atas).
Ditambahkan 3 gram CaCl2 anhidrat, dibiarkan
selama 6 jam. Didestilasi cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil.
Dicatat suhu pada saat tetesan destilasi pertama dan pada akhir. Ditimbang berat
ester destilat yang diperoleh dan dihitung persentasenya.
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan yang diperoleh berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Reaksi
|
Pengamatan
|
||
|
|
||
CH3CH2OH + CH3COOH
|
Larutan tersebut direfluks dalam
penangas air dan pada mulut labu destilasi tersebut digunakan kondensor untuk
mencairkan uap yang menguap
|
||
|
|||
|
|||
CH3COOCH2CH3 + Na2CO3
|
Larutan bereaksi netral
|
||
CH3COOCH2CH3 + H2O
|
Hasil dari refluks tersebut
didestilasi yang akan terbentuk 2 lapisan
|
||
|
|||
Sisanya
+ 3 gram CaCl2
|
Suhu pada saat tetesan destilasi
akhir adalah 70o C dengan volume ester destilat yaitu 19 ml.
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas dapat diamati
bahwa pada proses pembuatan ester, yaitu hasil reaksi antara etanol dengan asam
asetat glasial. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis asam, dan
asam yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam kuat, yaitu H2SO4.
Sebagai mana kita ketahui bahwa fungsi dari katalis adalah untuk mempercepat
terjadinya reaksi. Pada reaksi ini, peran asam tersebut adalah untuk
mempercepat terbentuknya senyawa ester.
Selain menggunakan katalis asam kuat, reaksi tersebut
juga dilakukan dengan cara direfluks. Pengertian dari refluks yaitu
menghomogenkan suatu larutan. Refluks ini dilakukan pada suhu tinggi supaya cepat homogen, dan untuk reaksi
ini, waktu yang digunakan adalah sekitar 30 menit dan dilakukan pada suhu yang
tinggi. Di dalam labu destilasi dimasukkan batu didih, tujuannya adalah agar
tidak terjadinya letupan, dan sifat dari baru didih tersebut dapat menyerap
kalor. Jadi, dapat diamati bahwa, proses pembentukan ester adalah tidak seperti
reaksi biasa. Proses pembentukan ester memerlukan katalis asam, direfluks
sekitar 30 menit dan dilakukan pada suhu tinggi.
Setelah direfluks, larutan tersebut didestilasi.
Pengertian dari destilasi adalah pemisahan suatu larutan berdasarkan titik
didihnya. Larutan tersebut didestilasi pada suhu 1000C dan hasilnya
yang diperhatikan adalah setiap 10 tetes destilat betul-betul membuat dua
lapisan dengan 1 ml air. Hal tersebut karena pada saat dilakukan destilasi, ada
sebagian H20 yang menguap. Lapisan atas merupakan air dan lapisan
bawahnya merupakan ester, karena ester mempunyai massa jenis yang lebih besar
dibandingkan dengan air. Sehingga larutan tersebut perlu dipisahkan. Caranya
dengan penambahan Na2CO3 sedikit dan dites dengan kertas
lakmus. Hal tersebut untuk menguji ester yang diperoleh. Kemudian larutan
tersebut dipisahkan bagian bawahnya. Sisanya diulangi dengan CaCl2 kemudian
dituangkan melalui bagian atas corong sisa larutan (lapisan atas). Setelah itu
ditambahkan lagi 3gr CaCl2 anhidrat, dan dibiarkan selama 30 menit.
Didestilasi cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil. Suhu yang didapat
pada saat tetesan destilasi akhir yaitu 70oC dan volume berat ester
destilat yang diperoleh yaitu 19 ml.
Cara kerja dari sistem destilasi adalah, larutan yang
telah dipanaskan dalam labu destilasi akan menguap dan masuk ke dalam kondensor.
Fungsi dari kondensor adalah sebagai pendingin. Jadi uap tersebut menjadi cair
kembali di dalam tabung tersebut dan kemudian ditampung hasilnya. Sumber
pendingin dari kondensor adalah menggunakan air suling yang dialirkan terus
menerus. Cara pengaliran airnya adalah dari bawah ke atas supaya air mengalir
merata di dalam tabung tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
a.
Proses pembuatan ester
dilakukan dalam suasana asam, dihomogenkan (direfluks), dan dipanaskan
b.
Fungsi dari asam sulfat sebagai
katalis, dan fungsi dari batu didih yaitu untuk menyerap kalor dan supaya tidak
terjadinya letupan
c.
Hasilnya adalah membentuk 2
lapisan, dan ester terdapat pada lapisan bawah.
d.
Terbentuk 2 lapisan karena ada
air yang ikut menguap.
e.
Hasil dari destilat tersebut
dipisahkan dengan cara disaring dengan kertas saring.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden, 1982, Kimia Organik Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Hedricson, 1988, Kimia Organik, ITB, Bandung.
Sulaiman, A. Halim, 1990, Kimia
Dasar Untuk Universitas, USU, Medan.
LAMPIRAN
Gambar Alat
Destilasi :
Gambar Alat
Refluks :
Perhitungan :
Volume Destilat = 19 ml
Volume Destilat = 19 ml
Suhu = 34 ml
% Rendemen = x
100%
= x 100%
= 55,58%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar