Lembaran pengesahan
PENGUKURAN
Disusun
oleh :
Kelompok
VI
Asisten Darussalam, 13 januari 2012
Praktikan
( XXXXXXX )
(kelompok VI)
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Pengukuran” dengan tujuan untuk mengetahui cara pengolahan data instrumen dengan menggunakan metode statistik. Prinsip kerja percobaan ini adalah penggunaan metode titrasi alkalimetri
untuk mengukur konsentrasi asam asetat glacial yang dilakukan dengan empat kali
pengulangan. Pada percobaan
ini setelah larutan asam cuka dan indikator phenoptalein dititrasi dengan NaOH 0,1
N hingga warnanya berubah menjadi merah muda. Percobaan ini dilakukan secara
berulang-ulang agar diperoleh data yang sebenarnya dan dapat dihitung standar
deviasinya. Hasil yang
diperoleh dari percobaan titrasi
selama empat kali pengulangan ,yakni 16
ml, 15 ml, 16 ml, dan 16,2 ml. Rata-rata yang didapat sebesar 15,8 ml.
Rentangan yang didapat sebesar 1,2. Varian yang didapat sebesar 0,29. Dan
standar deviasi yang didapat sebesar 0,54.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengukuran akurat adalah
pengukiran dimana nilai individunya sesuai dengan nilai akurat analis. Tehnik
laboratorium mengelompokkan metode-metode kuantitatif menjadi sudivisi
sisimetrik atau volumetrik, gravrimetrik dan instrumental. Tahap terakhir dalam
suatu analis adalah persentase analit dalam sampel. Asas-asas yang berlangsung
dalam perhitungan semcam ini biasanya langsung dan sederhana.
Sebenarnya instrumen-instrumen
dapat diggunakan dalam salah satu bahan atau bahkan semua tahap analisis. Dan
dalam pengertian luas buret dan neraca analisis termasuk kedalam instrumen
juga. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagai kebalikan dari ukuran
akurasi (ketepatan) suatu pengukuran
yaitu makin kecil kecil kesalahan makin besar akurasi kesalahan.
Pengukuran statistik dilakukan
untuk mengetahui nilai benar dari suatu yang diukur untuk menentukan bias suatu
metode. Proses pengukuran mempunyai kesalahan acak yang besar, artinya
pengukuran tidak presisi. Hasil pengukuran yang presisi diperoleh lewat kondisi
eksperimen yang telah dikondisikan dengan baik, biasanya dinyatakan sebagai
pengukurna pengulangan (repeatibility) atau keboleh ulangan (reproducibility).
2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan data
instrumen dengan menggunakan metode statistik.
BAB II
DASAR TEORI
Tahap pengukuran dalam suatu analisis
dapat dilakukan dengan cara kimia, fisiska dan biologi. Tehnik laboratorium
yang digunakan menghasilkan pengelompokan-pengelompokan metode-metode
kuantitatif menjadi sudivisi titimetrik atau volumetrik,gravrimetrik dan
instrumental. Tahap terakhir dalam suatu analisis adalah perhitungan persentase
analit dalam sampel. Asas-asas yang terlibat dalam perhitungan semacam ini
biasanya langsung dan sederhana ( Underwood, 1998 ).
Pengukuran
akurat adalah pengukuran dimananilai individualnya sesuai dengan pengukuran nilai
akuraat analis. Kesalahan adalah selisih dari pengamatan dengan nilai
sebenarnya. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagaikebalikan dari ukuran
akurasi (ketepatan suatu pengukuran . Yaitu makin kecil kesalahanmakin bessar
akurasi kesalahan analisis ( Khopkar, 2002).
Ketelitian dan kecermatan
dapat diartikan sebagai kesesuaian antara nilai- nilai dari suatu
pengukuran-pengukuran dari suatu kualitas yang sama. Ketepatan dari suatu
pengukuran adalah kesesuaian antara penetapan itu dengan nilai sebenarnya.
Deviasi ( penympangan), rata-rata ( mean ) atau deviasi rata-rata relattif
merupakan rata-rata dari ketelitian. Dalam analisa kualitatif ketelitian paling
teliti atau paling teliti dari pada ½ bagian per seribu (Vogel, 1994).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah labu ukru, pipet volume,
buret, pipet ukur, erlenmeyer dan gelas kimia.
Bahan yang digunakan adalah asam cuka, indikator
phenopthalein, NaOH 0,1 N dan aquades.
3.2 Cara Kerja
Dipipet 25 ml asam cuka, kemdian dimasukkan ke dalam
labu ukur 250 ml dan diencerkan sampai tanda batas. Dipipet larutan sebanyak 25
ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 2 tetes indikator phenopthelein
di dalam larutan tersebut. Dititrasi
dengan larutan baku basa sampai warna larutan berubah menjadi merah muda yang
stabil. Diulangi titrasi terhadap 4 larutan lainnya. Dihitung rata-rata
varians, standar deviasi, dan relatif standar deviasi (RSD).
3.2
Konstanta Fisik
NaOH
Bm =
40 gr / mol
Td =
139 0C
Tl = 38,4 0C
|
H2O
Bm =
18 gr / mol
Td =
100 0C
Tl = 0 0C
|
CH3COOH
Bm =
60 gr / mol
Td =
217 0C
Tl = 80,2 0C
|
|
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Titrasi NaOH
( 0,1N )
|
Volume ( ml)
|
I
|
2.2
|
II
|
2.5
|
III
|
2.35
|
IV
|
2.23
|
V
|
2.25
|
Rata-rata
|
2.31
|
4.2 Pembahasan
Pengukuran akurat adalah pengukuran dimana nilai individunya
sesuai dengan akurat analis. Kesalahan adalah selisih antara pengamatan dengan
nilai sebenarnya. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagai kebalikan
dariukuran akurasi (ketepatan) suatu pengukuran, yaitu makin kecil kesalahan
makin besar kesalahan analis.
Metode pengukuran yang
dilakukan pada percobaan ini termasuk dalam kelompok titimetrik, yaitu dengan
titrasi. Istilah titrasi mengacu pada proses pengukuran volume dari titran yang
dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen. Proses titrasi ini terdiri dari
titran, titrand, dan indikator. Titran merupakan zat yang ditambahkan secara
kontinu dari sebuah buret dalam wujud larutan standar, yaitu larutan yang
konsentrasinya diketahui secara pasti. Indikator merupakan zat yang bereaksi
terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa terjadi persis
pada titik ekivalen tetapi bisa juga tidak. Titik dalam titrand di mana
indikator berubah warnanya disebut titik
akhir.
Pada percobaan ini, titrand yang digunakakan
adalah asam cuka, titrannya adalah NaOH, dan indikatornya phenolftalen.
Dari hasil percobaan dapat
diamati volume rata-rata yang diperlukan dalam titrasi adalah 2,31 ml. Standar
deviasi yang diperoleh adalah 0,12. Berdasarkan nilai dapat dihitung nilai
varians, nilai varians yang diperoleh adalah sebesar 5,2 %. Besarnya nilai
relatif standar deviasinya yang diperoleh adalah 39,83. Nilai rintangan yang
diperoleh adalah 0,3 ml.
Data yang diperoleh tersebut
berdasarkan dari hasil perulangan, tujuan dilakukan perulangan adalah agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.Hasil pengukuran yang presisi dapat diperoleh
lewat kondisi exsperimen yang telah dikondisikan dengan baik, biasanya
dinyatakan dengan repiatability atau reproducibylity. Repeability adalah
pengurangan yang dilakukan pada waktu yang bersamaan, sedangkan reproducibility
adalah keberulangan yang dilakukan oleh orang yang pada waktu jauh berbeda.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
- Metode pengukuran yang digunakan pada adalah metode titrasi alkalimetri dan sistem perulangan.
- Pengukuran sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang agar dapat diperoleh data yang akurat
- Nilai varians yang diperoleh dari pengukuran statistik adalah 0,52 %, berarti besarnya presisi yang didapat mencapai 99,48 %, hal ini membuktikan bahwa kecermatannya cukup tinggi. Dan besarnya koefesien variansi yang diperoleh adalah 5,2%.
Dafatr pustaka
Khopkar S.M, 2002, Konsep Dasar kimia Analitik,
UI, Jakarta.
Underwood
A.L, R.A.Day, JR, 1989, Analisis Kimia Kuantitatif,
Erlangga, Jakarta.
Vogel,
1994, Kimia Analisis kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta.
LAMPIRAN
Volume (ml) dari hasil titrasi berturut-turut dari
tabung 1-4 adalah
2,2 ; 2,5 ; 2,35 ; 2,25 ; dan 2,25
Data tersebut diurutkan dari nilai terkecil sampai
terbesar menjadi
2,2 ; 2,25 ; 2,25 ; 2,25 ; 2,35
a.
Rata-rata (X)
b.
Median (M) = 2,25 (nilai
tengah)
c.
Rentangan = Nilai terbesar- nilai terkecil
=
2,35 – 2,2
=
0,15 ml
d.
Deviasi standar (S)
e.
Deviasi rata-rata (d)
f.
Deviasi rata-rata relatif
g.
Koefisien variansi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar