Rabu, 09 Oktober 2013

PENGUKURAN



Lembaran pengesahan

PENGUKURAN
Disusun oleh :
Kelompok VI








Asisten                                            Darussalam, 13 januari 2012
Praktikan


( XXXXXXX )                                                     (kelompok VI)


ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Pengukuran dengan tujuan untuk mengetahui cara pengolahan data instrumen dengan menggunakan metode statistik. Prinsip kerja percobaan ini adalah penggunaan metode titrasi alkalimetri untuk mengukur konsentrasi asam asetat glacial yang dilakukan dengan empat kali pengulangan. Pada percobaan ini setelah larutan asam cuka dan indikator phenoptalein dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga warnanya berubah menjadi merah muda. Percobaan ini dilakukan secara berulang-ulang agar diperoleh data yang sebenarnya dan dapat dihitung standar deviasinya. Hasil yang diperoleh dari percobaan titrasi selama empat kali pengulangan ,yakni  16 ml, 15 ml, 16 ml, dan 16,2 ml. Rata-rata yang didapat sebesar 15,8 ml. Rentangan yang didapat sebesar 1,2. Varian yang didapat sebesar 0,29. Dan standar deviasi yang didapat sebesar 0,54.















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengukuran akurat adalah pengukiran dimana nilai individunya sesuai dengan nilai akurat analis. Tehnik laboratorium mengelompokkan metode-metode kuantitatif menjadi sudivisi sisimetrik atau volumetrik, gravrimetrik dan instrumental. Tahap terakhir dalam suatu analis adalah persentase analit dalam sampel. Asas-asas yang berlangsung dalam perhitungan semcam ini biasanya langsung dan sederhana.
Sebenarnya instrumen-instrumen dapat diggunakan dalam salah satu bahan atau bahkan semua tahap analisis. Dan dalam pengertian luas buret dan neraca analisis termasuk kedalam instrumen juga. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagai kebalikan dari ukuran akurasi     (ketepatan) suatu pengukuran yaitu makin kecil kecil kesalahan makin besar akurasi kesalahan.
Pengukuran statistik dilakukan untuk mengetahui nilai benar dari suatu yang diukur untuk menentukan bias suatu metode. Proses pengukuran mempunyai kesalahan acak yang besar, artinya pengukuran tidak presisi. Hasil pengukuran yang presisi diperoleh lewat kondisi eksperimen yang telah dikondisikan dengan baik, biasanya dinyatakan sebagai pengukurna pengulangan (repeatibility) atau keboleh ulangan (reproducibility).


2.2  Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan data instrumen dengan menggunakan metode statistik.




















BAB II
DASAR TEORI

          Tahap pengukuran dalam suatu analisis dapat dilakukan dengan cara kimia, fisiska dan biologi. Tehnik laboratorium yang digunakan menghasilkan pengelompokan-pengelompokan metode-metode kuantitatif menjadi sudivisi titimetrik atau volumetrik,gravrimetrik dan instrumental. Tahap terakhir dalam suatu analisis adalah perhitungan persentase analit dalam sampel. Asas-asas yang terlibat dalam perhitungan semacam ini biasanya langsung dan sederhana ( Underwood, 1998 ).
            Pengukuran akurat adalah pengukuran dimananilai individualnya sesuai dengan pengukuran nilai akuraat analis. Kesalahan adalah selisih dari pengamatan dengan nilai sebenarnya. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagaikebalikan dari ukuran akurasi (ketepatan suatu pengukuran . Yaitu makin kecil kesalahanmakin bessar akurasi kesalahan analisis ( Khopkar, 2002).
Ketelitian dan kecermatan dapat diartikan sebagai kesesuaian antara nilai- nilai dari suatu pengukuran-pengukuran dari suatu kualitas yang sama. Ketepatan dari suatu pengukuran adalah kesesuaian antara penetapan itu dengan nilai sebenarnya. Deviasi ( penympangan), rata-rata ( mean ) atau deviasi rata-rata relattif merupakan rata-rata dari ketelitian. Dalam analisa kualitatif ketelitian paling teliti atau paling teliti dari pada ½ bagian per seribu (Vogel, 1994).


BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1        Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah labu ukru, pipet volume, buret, pipet ukur, erlenmeyer dan gelas kimia.
Bahan yang digunakan adalah asam cuka, indikator phenopthalein, NaOH 0,1 N dan aquades.

3.2     Cara Kerja
Dipipet 25 ml asam cuka, kemdian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan sampai tanda batas. Dipipet larutan sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 2 tetes indikator phenopthelein di dalam larutan tersebut. Dititrasi dengan larutan baku basa sampai warna larutan berubah menjadi merah muda yang stabil. Diulangi titrasi terhadap 4 larutan lainnya. Dihitung rata-rata varians, standar deviasi, dan relatif standar deviasi (RSD).

3.2        Konstanta Fisik
NaOH
Bm       = 40 gr / mol
Td        = 139 0C
             Tl        = 38,4 0C
H2O
Bm       = 18 gr / mol
Td        = 100 0C
             Tl        = 0 0C
CH3COOH
Bm       = 60 gr / mol
Td        = 217 0C
             Tl        = 80,2 0C




















BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
           
Titrasi NaOH
( 0,1N )
Volume ( ml)
I
2.2
II
2.5
III
2.35
IV
2.23
V
2.25
Rata-rata
2.31


4.2 Pembahasan
   Pengukuran akurat adalah pengukuran dimana nilai individunya sesuai dengan akurat analis. Kesalahan adalah selisih antara pengamatan dengan nilai sebenarnya. Kesalahan pengukuran dapat diartikan sebagai kebalikan dariukuran akurasi (ketepatan) suatu pengukuran, yaitu makin kecil kesalahan makin besar kesalahan analis.
Metode pengukuran yang dilakukan pada percobaan ini termasuk dalam kelompok titimetrik, yaitu dengan titrasi. Istilah titrasi mengacu pada proses pengukuran volume dari titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen. Proses titrasi ini terdiri dari titran, titrand, dan indikator. Titran merupakan zat yang ditambahkan secara kontinu dari sebuah buret dalam wujud larutan standar, yaitu larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti. Indikator merupakan zat yang bereaksi terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa terjadi persis pada titik ekivalen tetapi bisa juga tidak. Titik dalam titrand di mana indikator  berubah warnanya disebut titik akhir.
 Pada percobaan ini, titrand yang digunakakan adalah asam cuka, titrannya adalah NaOH, dan indikatornya phenolftalen.
Dari hasil percobaan dapat diamati volume rata-rata yang diperlukan dalam titrasi adalah 2,31 ml. Standar deviasi yang diperoleh adalah 0,12. Berdasarkan nilai dapat dihitung nilai varians, nilai varians yang diperoleh adalah sebesar 5,2 %. Besarnya nilai relatif standar deviasinya yang diperoleh adalah 39,83. Nilai rintangan yang diperoleh adalah 0,3 ml.
Data yang diperoleh tersebut berdasarkan dari hasil perulangan, tujuan dilakukan perulangan adalah agar hasil yang diperoleh lebih akurat.Hasil pengukuran yang presisi dapat diperoleh lewat kondisi exsperimen yang telah dikondisikan dengan baik, biasanya dinyatakan dengan repiatability atau reproducibylity. Repeability adalah pengurangan yang dilakukan pada waktu yang bersamaan, sedangkan reproducibility adalah keberulangan yang dilakukan oleh orang yang pada waktu jauh berbeda.


BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
  1. Metode pengukuran yang digunakan pada adalah metode titrasi alkalimetri dan sistem perulangan.
  2. Pengukuran sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang agar dapat diperoleh data yang akurat
  3. Nilai varians yang diperoleh dari pengukuran statistik adalah 0,52 %, berarti besarnya presisi yang didapat mencapai 99,48 %, hal ini membuktikan bahwa kecermatannya cukup tinggi. Dan besarnya koefesien variansi yang diperoleh adalah 5,2%.










Dafatr pustaka

Khopkar S.M, 2002, Konsep Dasar kimia Analitik, UI, Jakarta.
Underwood A.L, R.A.Day, JR, 1989, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,    Jakarta.
Vogel, 1994, Kimia Analisis kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta.

















LAMPIRAN

Volume (ml) dari hasil titrasi berturut-turut dari tabung 1-4 adalah
2,2 ; 2,5 ; 2,35 ; 2,25 ; dan 2,25
Data tersebut diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar menjadi
2,2 ; 2,25 ; 2,25 ; 2,25 ; 2,35

a.       Rata-rata (X)

b.      Median (M) = 2,25 (nilai tengah)

c.       Rentangan     = Nilai terbesar- nilai terkecil
                           = 2,35 – 2,2
                           = 0,15 ml

d.      Deviasi standar (S)

e.       Deviasi rata-rata (d)

f.        Deviasi rata-rata relatif

g.       Koefisien variansi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar