Rabu, 09 Oktober 2013

Si anak gila dan Berkah lotre



“Si-anak gila dan Berkah Lotre”
Dibalik semua masalah..
Pasti terdapat sebuah hikmah..
Kalo enggak ada hikmah, cari dan temukan dia,,
Siapa tahu dia lagi dirumah ilham..

Namanya juga masalah!! Sama seperti anak-anak. Kadang dia datang menggangu kita. Kadang dia bersembunyi enggak menggangu kita. Itu mah tergantung kitanya. Bisa enggak kita ngelewati ke-agresifan masalah. Buat sebagian orang mungkin enggak akan bisa ngelewatin agresifnya masalah.  Kalo buat gue pribadi, masalah itu udah ibarat sahabat. Yap, sahabat. Karna masalah orangnya setia. Dia selalu menemani gue. Disetiap sisa nafas gue. #matii sesak nafas.

>  >  >  >

 Hari ini gue mempunyai  jadwal sangat padat untuk ukuran hari sabtu. Ya.. biasanya hari sabtu cuma gue jadiin ajang buat tidur seharian. Dan dalam ajang tersebut sudah pasti gue yang menjadi pemenang utamanya, mengalahkan seluruh konstentan dari berbagai belahan dunia. #hebat kan gue…. Pada hari berkah ini, gue kedatangan tamu istimewa dari kampung. Dewi hati gue, yaitu ibu gue sendiri. Jadi, kalo Ibu gue datang. enggak mungkin gue ikutan ajang yang biasanya gue ikut. #bisa dimarahin gue.. Gue harus pura-pura rajin saja. Hahahaha.. #bukan maksud menipu bu, inilah fakta anak kuliahan.

Ibu meminta gue memani dia jalan-jalan, gue setuju. Gue mengajak teman gue. Namanya Kumar. Kumar sebenarnya sih saudara gue juga, tapi gue enggak mau bersaudara sama dia, karna gue lebih suka kami berteman. J Setelah capek jalan-jalan keliling kota. Akhirnya ibu putuskan untuk berkunjung ke kediaman  saudaranya yang ada di pinggir kota. Ya.. seperti tadi, ibu tetap mengajak gue dan si kumar.. bukan kumar tukang becak, tapi teman gue tadi. #ingat kan..!!  dan kamipun setuju. Karna menurut gue biarlah hari ini menjadi Hari ibu. J
Sesampai di rumah saudaranya ibu. Kenapa saudara ibu?  karna gue enggak mau bersaudara sama mereka. Soalnya saudara ibu punya anak umur 3 tahun yang sangat-sangat gila. Betapa tidak, dia terus mengangu gue, disepak, dipukul, diseret, ditonjok, kepala gue dibacok, (pake pulpen sih..),. Pokoknya saat itu segala bentuk penyiksaan dialamatkan ke gue oleh ’ si-anak gila’ itu. #menurut gue dia didikannya si-Hitler. . Yang lucunya ‘si-anak gila’ itu enggak berani menggangu si kumar. Yang membuat si kumar terbahak-bahak ketika melihat penyiksaan gue. #sialan..
Hp gue satu-satunya juga di bongkar-bongkar sampai rusak. Kegeraman gue sama  si-anak gila’ itu lama-kelamaan terus meningkat. Gue cuma bisa gigit gigi untuk menetralisir kesakitan yang gue rasa karna ‘si-anak gila’. Kalau saja dirumahnya  enggak ada bokap sama nyokapnya, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada anak itu. gue makan itu anak sampai ga ada sisa sedikitpun!! #action saja, biar serem..
Setelah mendapat derita tak tertahankan dari ‘si-anak gila’. Akhirnya gue ajak si kumar untuk cari angin di luar (sebenarnya cuma untuk menghindar ‘si-anak gila’ didikan ‘si-Hitler’ itu). Gue dan si kumar pun nongkrong di bengkel yang ada di dekat rumah ‘si-anak gila’ itu. Duduk di bengkel, keadaan gue sudah agak mendingan. Walaupun gue suka benggong lihat abang bengkel bekerja. Dalam benak gue, “Lebih baik terlihat benggong dari pada di siksa”.
Lama bengong, kumarpun mengajak gue nyari minum (kenapa ga dari tadi kumar, gue haus…). Sesampai di kios kecil yang ada di pinggir jalan. Gue langsung mengambil minuman dingin dan meneguknya sampai habis tak bersisa (ini gara-gara ‘si-anak gila’… sudahlah gua ga mau bahas lagi). Berbeda dengan kumar, dia enggak mengambil minuman. Tapi dia terus melihat sebuah lotre yang ada di kios kecil itu. Gue menghampiri si kumar.
Kum, kenapa? Tanya gue….
Ni bro, ada lotre bagus. jawab kumar.

Gue pun langsung melihat lotre itu. Sebuah lotre yang berhadiah sebuah Hp baru, kaus keren, 1 pack rokok Sampoerna Mild (rokok favorit gue) dan banyak hadiah kecil lainnya.
Bro, beli yuk…    ucap kumar.
Ga ah, itu kan termasuk judi..    jawab gue.
gue tetap pengen beli walaupun itu judi, gue pengen hp itu..     ucap kumar.
Emang berapa 1 tu lotre ? Tanya gue
5 ribu, kita beli saja. Gue 50rbu, ko 50 ribu. Gimana…  ungkap kumar
enggak ah…  jawab gue

Setelah itu kumar mengeluarkan selembar duit 50ribu yang masih baru dari dompetnya yang sangat lecek. Dia pun mengambil 10 buah kertas yang nantinya nomor yang tetera pada kertas itu menentukan hadiah apa yang akan diperoleh oleh si kumar. Setelah membuka kertas pertama, tak ada nomor yang tertera disitu.
Ini pertama, wajar bro… ucap kumar dengan senyum.
Gue cuma senyum sinis melihat aksi kumar. Setelah membuka kertas kedua sampai kelima. Nomor masih tak tertera di kertas kumar. Dia mulai terlihat sedikit agak tegang.
Masih ada 5 kertas lagi bro,..  ucap Kumar dengan serius.
Setelah membuka kertas kelima, nomor yang ditunggu juga tidak muncul, begitu juga  kertas keenam, ketujuh, kedelapan. Perlahan-lahan wajah kumar yang tadinya serius mulai berubah penuh harap.
2 kertas lagi bro…  ucap kumar dengan keringat bercucuran.
Gue cuma bisa diam.
Setelah membuka kertas kesembilan, wajah kumar mulai sedikit marah bercampur sedih. Setelah membuka kertas terakhir yang  masih tak bernomor. Kumar berdiri, dan dia marah-marah. Karna gue yang tadinya ada di situ memaninya, kini hilang bak di telan bumi. Setelah menunggu sekitar 7 menit, wajah kumar kembali bersemangat karena melihat gue dengan duit 50rbu yang gue kibar-kibarkan bak bendera di seberang jalan.
Kum, maaf ya gue ninggalin lo tadi. Gue habis dari ATM ni… ucap gue dengan senyum semangat.
Ga apa, lo tinggalin 100 tahun pun gue mau. Kalau nantinya loe muncul dengan duit… ungkap kumar.
Gue yakin sekarang kita pasti dapat hadiah itu, gue dapat rokok, loe dapat hp… ucap gue
Jangan buang waktu, bawa sini duit itu… Ungkap kumar tidak sabar

Kumarpun merampas duit 50 ribu yang gue pegang (duitnya masih panas..). tanpa buang waktu,  kumar kembali menukarkan duit itu dengan 10 buah kertas. Gue dapat 5 kertas dan kumar dapat 5 kertas. Kami sama-sama bersemangat untuk membuka kertas itu. Setelah membuka kertas, kumar  pun berbisik ke gue.

Bro, gua dapat 1 pack rokok ni… ucap kumar.
Sumpah lo? Tanya gue, sambil merampas kertas kumar.

Dan guepun melihat kertas kumar, disitu ada nomor 96. Sontak gue teriak sekeras-kerasnya. Mengangu semua orang disitu.
Gue dapat 1 pack rokok Mild bang  (dalam hati gue, rasain lo bang, rugi lo sekarang hahahahah)…. Teriak gua untuk abang kios
Belum sempat abang kios menjawab pertanyaan gue. gue mendengar suara ketawa yang tidak asing dari seberang jalan. Gue menoleh dan melihat kumar tertawa terbahak-bahak sambil menari-nari dan kemudian lari kembali ke rumah’ si-anak gila’. Dalam benak gue, pasti ada sesuatu yang ga beres. Kemudian gue mengambil kertas yang gue rampas dari kumar. Dan melihat angkanya baik-baik. Ternyata angka yang disitu adalah 69 bukan bukan 96. Rupanya kumar sudah membalik kertas itu dan menipu gue. Dengan langkah seribu gue lari sambil ditertawain oleh orang-orang yang ada di kios. Hahhahahaha, suara mereka sepertiga hilang-hilang sampai kiamat.
Bunuh gue Tuhan, bunuh gue… L gue jomblo  Tuhan kenapa masih saja menguji gue. L
Sudah cukup Kau uji dengan ‘si-anak gila’ itu. L kenapa ditambah lagi dengan rasa malu yang ga hilang-hilang ini LLLL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar