“Si-anak gila dan Berkah Lotre”
Dibalik
semua masalah..
Pasti
terdapat sebuah hikmah..
Kalo
enggak ada hikmah, cari dan temukan dia,,
Siapa
tahu dia lagi dirumah ilham..
Namanya juga masalah!! Sama seperti
anak-anak. Kadang dia datang menggangu kita. Kadang dia bersembunyi enggak
menggangu kita. Itu mah tergantung kitanya. Bisa enggak kita ngelewati
ke-agresifan masalah. Buat sebagian orang mungkin enggak akan bisa ngelewatin
agresifnya masalah. Kalo buat gue
pribadi, masalah itu udah ibarat sahabat. Yap, sahabat. Karna masalah orangnya
setia. Dia selalu menemani gue. Disetiap sisa nafas gue. #matii sesak nafas.
>
> > >
Hari
ini gue mempunyai jadwal sangat padat
untuk ukuran hari sabtu. Ya.. biasanya hari sabtu cuma gue jadiin ajang buat
tidur seharian. Dan dalam ajang tersebut sudah pasti gue yang menjadi pemenang
utamanya, mengalahkan seluruh konstentan dari berbagai belahan dunia. #hebat kan
gue…. Pada hari berkah ini, gue kedatangan tamu istimewa dari kampung. Dewi
hati gue, yaitu ibu gue sendiri. Jadi, kalo Ibu gue datang. enggak mungkin gue
ikutan ajang yang biasanya gue ikut. #bisa dimarahin gue.. Gue harus pura-pura
rajin saja. Hahahaha.. #bukan maksud menipu bu, inilah fakta anak kuliahan.
Ibu meminta gue memani dia jalan-jalan, gue setuju. Gue
mengajak teman gue. Namanya Kumar. Kumar sebenarnya sih saudara gue juga, tapi
gue enggak mau bersaudara sama dia, karna gue lebih suka kami berteman. J
Setelah capek jalan-jalan keliling kota. Akhirnya ibu putuskan untuk berkunjung
ke kediaman saudaranya yang ada di
pinggir kota. Ya.. seperti tadi, ibu tetap mengajak gue dan si kumar.. bukan
kumar tukang becak, tapi teman gue tadi. #ingat kan..!! dan kamipun setuju. Karna menurut gue biarlah
hari ini menjadi Hari ibu. J
Sesampai di rumah saudaranya ibu. Kenapa saudara ibu? karna gue enggak mau bersaudara sama mereka.
Soalnya saudara ibu punya anak umur 3 tahun yang sangat-sangat gila. Betapa
tidak, dia terus mengangu gue, disepak, dipukul, diseret, ditonjok, kepala gue
dibacok, (pake pulpen sih..),. Pokoknya saat itu segala bentuk penyiksaan
dialamatkan ke gue oleh ’ si-anak gila’
itu. #menurut gue dia didikannya si-Hitler.
. Yang lucunya ‘si-anak gila’ itu enggak
berani menggangu si kumar. Yang membuat si kumar terbahak-bahak ketika melihat
penyiksaan gue. #sialan..
Hp gue satu-satunya juga di bongkar-bongkar sampai rusak.
Kegeraman gue sama ‘si-anak gila’ itu lama-kelamaan terus meningkat. Gue cuma bisa
gigit gigi untuk menetralisir kesakitan yang gue rasa karna ‘si-anak gila’. Kalau saja
dirumahnya enggak ada bokap sama nyokapnya,
bisa dibayangkan apa yang terjadi pada anak itu. gue makan itu anak sampai ga
ada sisa sedikitpun!! #action saja, biar serem..
Setelah mendapat derita tak tertahankan dari ‘si-anak gila’. Akhirnya gue ajak si
kumar untuk cari angin di luar (sebenarnya cuma untuk menghindar ‘si-anak gila’ didikan ‘si-Hitler’ itu). Gue dan si kumar pun
nongkrong di bengkel yang ada di dekat rumah ‘si-anak gila’ itu. Duduk di bengkel, keadaan gue sudah agak
mendingan. Walaupun gue suka benggong lihat abang bengkel bekerja. Dalam benak
gue, “Lebih baik terlihat benggong dari
pada di siksa”.
Lama bengong, kumarpun mengajak gue nyari minum (kenapa ga
dari tadi kumar, gue haus…). Sesampai di kios kecil yang ada di pinggir jalan.
Gue langsung mengambil minuman dingin dan meneguknya sampai habis tak bersisa
(ini gara-gara ‘si-anak gila’… sudahlah
gua ga mau bahas lagi). Berbeda dengan kumar, dia enggak mengambil minuman.
Tapi dia terus melihat sebuah lotre yang ada di kios kecil itu. Gue menghampiri
si kumar.
Kum, kenapa? Tanya gue….
Ni bro, ada lotre bagus. jawab kumar.
Gue pun langsung melihat lotre itu.
Sebuah lotre yang berhadiah sebuah Hp baru, kaus keren, 1 pack rokok Sampoerna
Mild (rokok favorit gue) dan banyak hadiah kecil lainnya.
Bro, beli yuk… ucap kumar.
Ga ah, itu kan termasuk judi.. jawab gue.
gue tetap pengen beli walaupun itu
judi, gue pengen hp itu.. ucap kumar.
Emang berapa 1 tu lotre ? Tanya gue
5 ribu, kita beli saja. Gue 50rbu, ko
50 ribu. Gimana… ungkap kumar
enggak ah… jawab gue
Setelah itu kumar mengeluarkan selembar
duit 50ribu yang masih baru dari dompetnya yang sangat lecek. Dia pun mengambil
10 buah kertas yang nantinya nomor yang tetera pada kertas itu menentukan
hadiah apa yang akan diperoleh oleh si kumar. Setelah membuka kertas pertama, tak
ada nomor yang tertera disitu.
Ini
pertama, wajar bro… ucap kumar dengan senyum.
Gue cuma senyum sinis melihat aksi kumar. Setelah membuka
kertas kedua sampai kelima. Nomor masih tak tertera di kertas kumar. Dia mulai
terlihat sedikit agak tegang.
Masih
ada 5 kertas lagi bro,.. ucap Kumar
dengan serius.
Setelah membuka kertas kelima, nomor yang ditunggu juga
tidak muncul, begitu juga kertas keenam,
ketujuh, kedelapan. Perlahan-lahan wajah kumar yang tadinya serius mulai
berubah penuh harap.
2
kertas lagi bro… ucap kumar dengan
keringat bercucuran.
Gue
cuma bisa diam.
Setelah membuka kertas kesembilan, wajah kumar mulai sedikit
marah bercampur sedih. Setelah membuka kertas terakhir yang masih tak bernomor. Kumar berdiri, dan dia
marah-marah. Karna gue yang tadinya ada di situ memaninya, kini hilang bak di
telan bumi. Setelah menunggu sekitar 7 menit, wajah kumar kembali bersemangat
karena melihat gue dengan duit 50rbu yang gue kibar-kibarkan bak bendera di
seberang jalan.
Kum, maaf ya gue ninggalin lo tadi. Gue
habis dari ATM ni… ucap gue dengan senyum semangat.
Ga apa, lo tinggalin 100 tahun pun gue
mau. Kalau nantinya loe muncul dengan duit… ungkap kumar.
Gue yakin sekarang kita pasti dapat
hadiah itu, gue dapat rokok, loe dapat hp… ucap gue
Jangan buang waktu, bawa sini duit itu…
Ungkap kumar tidak sabar
Kumarpun merampas duit 50 ribu yang gue
pegang (duitnya masih panas..). tanpa buang waktu, kumar kembali menukarkan duit itu dengan 10
buah kertas. Gue dapat 5 kertas dan kumar dapat 5 kertas. Kami sama-sama
bersemangat untuk membuka kertas itu. Setelah membuka kertas, kumar pun berbisik ke gue.
Bro, gua dapat 1 pack rokok ni… ucap
kumar.
Sumpah lo? Tanya gue, sambil merampas
kertas kumar.
Dan guepun melihat kertas kumar, disitu
ada nomor 96. Sontak gue teriak sekeras-kerasnya. Mengangu semua orang disitu.
Gue dapat 1 pack rokok Mild bang (dalam hati gue, rasain lo bang, rugi lo
sekarang hahahahah)…. Teriak gua untuk abang kios
Belum sempat abang kios menjawab pertanyaan gue. gue
mendengar suara ketawa yang tidak asing dari seberang jalan. Gue menoleh dan
melihat kumar tertawa terbahak-bahak sambil menari-nari dan kemudian lari
kembali ke rumah’ si-anak gila’. Dalam
benak gue, pasti ada sesuatu yang ga beres. Kemudian gue mengambil kertas yang
gue rampas dari kumar. Dan melihat angkanya baik-baik. Ternyata angka yang
disitu adalah 69 bukan bukan 96. Rupanya kumar sudah membalik kertas itu dan
menipu gue. Dengan langkah seribu gue lari sambil ditertawain oleh orang-orang
yang ada di kios. Hahhahahaha, suara mereka sepertiga hilang-hilang sampai
kiamat.
Bunuh gue Tuhan, bunuh gue… L gue jomblo Tuhan kenapa masih saja menguji gue. L
Sudah
cukup Kau uji dengan ‘si-anak gila’ itu.
L
kenapa ditambah lagi dengan rasa malu yang ga hilang-hilang ini LLLL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar