Lembaran pengesahan
OKSIDASI DAN ELIMINASI ALKOHOL
Oleh:
Kelompok X
Darussalam, Desember 2011
Asisten,
( )
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Oksidasi
Dan Eliminasi Alkohol” yang bertujuan untuk menentukan sifat-sifat dari reaksi
oksidasi dan eliminasi dari alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier. Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat
reaksi oksidasi dan eliminasi dari alkohol primer, sekunder, dan tersier. Pada
oksidasi alkohol ditandai dengan adanya perubahan warna dan bau pada
pencampuran larutan-larutannya, dimana bau yang dihasilka seperti bau balon dan
perubahan warna yang terjadi yaitu warna orange. Sedangkan pada eliminasi
alkohol digunakan air brom dalam larutannya yang berfungsi sebagai pemutus
ikatan rangkap yang telah dihasilkan. Pada reaksi oksidasi alkohol dihasilkan
gugus baru yaitu aldehid dan keton, pada reaksi eliminasi menghasilkan alkena.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang
mempunyai gugus fungsi hidroksil ( -OH ). Alkohol secara umum dilaboratorium dapat
dioksidasi berdasarkan jenisnya, apakah alkohol primer atau alkohol sekunder.
Alkohol primer dioksidasi menjadi asam karboksilat dan alkohol sekunder menjadi
keton. Alkohol tersier dalam suasana asam dan basa tidak dapat dioksidasi, akan
tetapi jika suasana asam alkohol tersier mengalami dehidrasi dan kemudian
alkenanya yang teroksidasi.
Oksidasi alkohol memerlukan oksidator antara lain
KmnO4, HNO3 pekat dan panas atau asam kromat, H2CrO4.
alkohol primer mula-mula dioksidasi dulu menjadi aldehida dan zat ini lebih
mudah dioksidasi dari pada alkohol, oleh karena itu biasanya oksidasi tidak
berhenti melainkan terus menerus menjadi asam karboksilat.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan sifat-sifat reaksi
oksidasi dan eliminasi dari alkohol primer, sekunder dan tersier
BAB II
DASAR TEORI
Semua alkohol mudah bereaksi
dengan HBr dan HI menghasilkan alkil bromida dan alkil iodida. Alkohol tersier,
alkohol benzetik dan alkohol alitik juga mudah bereaksi dengan HCl tetapi alkohol
primer juga sekunder kurang reaktif dan memerlukan bantuan ZnCl2 tak
berair atau katalis yang serupa agar bereaksi dengan HCl yang kurang reaktif
ini dalam waktu yang tak tertentu lama (Fessenden, 1982).
Ada beberapa jenis reaksi
diantaranya reaksi pergantian reaksi
eliminasi, contoh lain dari reaksi adisi yaitu reaksi hidrasi. Seperti tersirat
dari namanya, hidrasi melibatkan adisi air pada ikatan ganda dua. Hasil reaksi
hidrasi adalah baik alkohol maupun fenol dapat dibuat melalui reaksi
pergantian. Walaupun kondisi beragam, dalam setiap kasus ion hidroksida
menggantikan halogen yang terikat pada atom karbon, sehingga menghasilkan alkohol
atau fenol ( Siregar, 1998 ).
Alkohol dapat didefinisikan
dengan memanaskannya bersama asam kuat, contohnya, bila atanol dipanaskan pada suhu 1800C dengan sedikit
asam sulfat pekat diperoleh etuena dengan rendemen yang baik. Jenis reaksi ini, yang dapat digunakan
untuk membuat alkena merupakan kebalikan dari reaksi hidrasi ( Pine, 1998 ).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tabung reaksi dan raknya, pembakar gas (lampu spiritus).
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah etanol, sekunder butanol, larutan K2Cr2O7,
asam sulfat pekat.
3.2 Konstanta Fisik
Bahan
|
BM
(gram/mol)
|
Td
(0C)
|
Tl
(0C)
|
Tinjauan Keamanan
|
|
C2H5OH
|
46
|
78,3
|
-11,7
|
Mudah
terbakar
|
|
K2Cr2O7
|
294
|
500
|
398
|
Bersifat
racun
|
|
H2SO4
|
98,9
|
8,9
|
10,4
|
Korosif
|
3.3 Cara Kerja
1. Oksidasi Alkohol
Dimasukkan 1 ml etanol ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml K2Cr2O7. Kemudian
ditambahkan lagi larutan H2SO4 pekat 5 tetes melalui
dinding tabung reaksi. Kemudian dipanaskan dengan hati-hati dan diamati serta
dicatat perubahan warna dan bau. Diulangi cara kerja tersebut dengan
menggantikan etanol dengan sekunder butil alkohol dan kemudian tersier butyl
alkohol.
2. Eliminasi Alkohol
Dimasukkan 1 ml sekunder butil alkohol ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes asam sulfat melalui dinding tabung
reaksi. Kemudian dipanaskan dengan hati-hati. Diuji hasil reaksi dengan 10 tetes
air brom (air klor). Kemudian dicatat perubahan warna yang terjadi pada air
brom.
BAB IV
DATA HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Reaksi
|
Pengamatan
|
|
|
C2H5OH + K2Cr2O7 +
H2SO4
|
Warna menjadi biru muda, dinding
tabung reaksinya hangat dan berbau seperti balon.
Warnanya menjadi biru, dinding
tabung reaksinya hangat dan berbau seperti balon.
Warnanya orange, dinding tabung
reaksinya hangat.
|
( CH3 )2CHOH + K2Cr2O7 +
H2SO4
( CH3 )3CHOH + K2Cr2O7
+ H2SO4
|
|
|
|
2-Butanol + H2SO4
2-Butanol + H2SO4
+ air brom
|
Warna tetap bening.
Warnanya tetap bening
|
4.2 Pembahasan
Alkohol merupakan suatu senyawa organic yang mempunyai gugus fungsi
hidroksil (-OH). Alkohol secara umum di laboratorium dapat dioksidasi
berdasarkan jenisnya, apakah alcohol primer atau sekunder. Alcohol primer
dioksidasi menjadi asam karboksilat dan alkohol sekunder dioksidasi menjadi
keton. Oksidasi alkohol memerlukan oksidator antara lain KMnO4, HNO3,
pekat dan panas atau asam kromat. Alkohol primer mula-mula dioksidasi dulu
menjadi aldehida, dan zat ini lebih mudah dioksidasi daripada alkohol. Oleh karena
itu biasanya oksidasi tidak berhenti melainkan terus sampai menjadi asam
karboksilat.
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton dengan hasil yang sangat
bagus oleh zat pengosidasi standar (biasanya digunakan kondisi asam, karena
keton dapat teroksidasi lanjut dalam suasana asam dan basa tidak dapat
dioksidasi. Akan tetapi jika suasan asam alkohol tersier tidak mengalami
dehidrasi dan kemudian alkenanya yang teroksidasi.
Pada percobaan pertama, yaitu
tentang oksidasi alkohol, digunakan larutan etanol, kalium kromat dan asam
sulfat. Ketika ketiga larutan tersebut dicampurkan kemudian dipanaskan warna yang terbentuk
menjadi biru muda dan juga menimbulkan bau seperti bau balon. Penambahan kalium
kromat pada setiap larutan alkohol di percobaan oksidasi alkohol sebagai
penambah warna sehingga perubahan warna yang menandai telah terjadinya reaksi
kimia juga sebagai katalis pengoksidasi.
Asam sulfat bersifat sebagai katalisator. Katalisator merupakan
suatu zat yang mempercepat terjadinya reaksi, ikut bereaksi dan terbentuk
kembali pada akhir reaksi. Kalium kromat merupakan zat asam yang bekerja
sebagai zat pengoksidasi yang baik dalam oksidasi pada alkohol, kalium kromat
menyebabkan terbentuknya ikatan rangkap pada karbon alpa yang berikatan pada
oksigen pada asam. Pada reaksi oksidasi alkohol terbentuk gugus baru yaitu
aldehid asam karboksilat dan keton, ketiga zat tersebut mamiliki gugus yang
sama yaitu R-C=O.
Pada percobaan
tentang eliminasi alkohol, alkohol sekunder berupa 2-butanol direaksikan dengan
asam sulfat melalui dinding tabung reaksi
yang diaktifkan dengan panas sehingga alkohol teroksidasi. Hal ini
ditandai dengan berubahnya warna alkohol. Ketika 2-butanol dicampurkan dengan
larutan asam sulfat menghasilkan ikatan rangkap. Larutan hasil oksidasi alkohol sekunder
dengan asam sulfat selanjutnya diuji dengan air brom atau air kor. Tapi pada
uji percobaan kelompok kami menggunakan air brom untuk mencampurkannya. . Pada
reaksi tersebut menunjukan bahwa oksidasi alkohol merupakan suatu senyawa yang
tak jenuh yang ditandai dengan berubahnya warna oksidasi alkohol menjadi warna
semula yaitu warna bening. Fungsi atau kegunaan air brom yaitu untuk memutuskan
ikatan rangkap tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa reaksi eliminasi
merupakan reaksi senyawa yang berikatan tunggal menjadi senyawa yang berikatan
rangkap, seperti:
Br H
Br H
CH3CH CH2 +
OH CH3CH CH2
+ H2O + Br
Jadi untuk
memutuskan ikatan rangkap tersebut digunakanlah air brom atau klor. Tetapi,
semakin banyak cabang rantai-rantainya, maka semakin besar pula halangan
steriknya atau semakin susah memutuskannya. Alkohol bereaksi eliminasi dan
menghasilkan alkena, karena dilepaskan air pada reaksinya disebut juga reaksi
dehidrasi. Meskipun seringkali dipilih asam sulfat sebagai katalis, namun asam
kuat apa saja dapat menyebabkan dehidrasi suatu alcohol.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
a)Reaksi
oksidasi alcohol primer dengan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehid.
b)
Reaksi alcohol sekunder dengan
asam sulfat akan menghasilkan keton.
c)Berubahnya
warna kembali kewarna semula pada reaksi eliminasi alcohol dengan reagen suatu
halida menunjukan bahwa alkohol tersebut memiliki ikatan tak jenuh.
d)
Semakin banyak cabang ikatannya
maka semakin besar pula halangan steriknya atau semakin susah memutuskan
ikatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, 1982, Kimia Organik, Erlangga, Jaka.rta
Pine, 1998, Kimia Organik II, Erlangga, Jakarta.
Siregar, 1998, Dasar-Dasar Kimia Organik, Depdikbud,
Jakarta.
LAMPIRAN
C2H5OH K2Cr2O7 +
H2SO4 CH3COOH
C2H5 CH
OH H2SO4
+ Br C2H5OH CH2
CH3 OH H+ O
CH3 C
OH K2Cr2O7 CH3 C CH3 CH3 C CH3
+ H2O
H+ OH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar